Tips Mengatasi Stres Menghadapi Wabah Covid-19 di Bulan Ramadan
Menghadapi wabah Covid-19, Trainer Motivasi dari PPNI: diperlukan sikap yang tepat dari seseorang, terlebih saat ini bertepatan dengan bulan Ramadan.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
Sementara kemampuan maladaptif adalah mekanisme koping yang menghambat integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
"Penggunaan kemampuan maladaptif memungkinkan seseorang akan reaktif terhadap stres yang terjadi akibat Covid-19, misalnya seseorang yang panik membeli dan menimbun kebutuhan bahan pokok, bahan disinfektan, masker dan lainnya untuk kepentingan dirinya dan keluarganya, cenderung tidak memperhatikan protokol yang ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas)," ujarnya.

Masdum memberikan tips dan trik dalam penanganan stres dan kecemasan di tengah pandemi Covid-19, khususnya di Bulan Ramadan ini.
Pertama adalah fisik harus rileks yang dapat dilakukan dengan teknik relaksasi nafas dalam. Posisikan tubuh dalam kondisi rileks, tarik nafas dari hidung, tahan di perut dan keluarkan dari mulut. Dapat diulang beberapa kali, diiringi musik yang disukai atau instrumen, bisa juga dilengkapi aroma terapi. Lakukan secara rutin minimal sebelum tidur dan saat bangun tidur.
Di bulan puasa ini, kata dia, selain dengan teknik relaksasi nafas dalam, mendengarkan murrotal Al-qur’an pun dapat menimbulkan kondisi fisik yang rileks. Penelitian yang dilakukan Abdurochman (2010), menunjukkan anak yang sudah didengarkan suara bacaan (terapi) Al-Quran akan jauh lebih tenang dan lebih tahan terhadap stres.
"Adapun bacaan Al-Quran yang didengarkannya merupakan kumpulan ayat-ayat yang memiliki satu kata yang sama yang bermakna positif lalu mengumpulkan bacaan (murattal) ayat-ayat tersebut. Pada saat mendengar bacaan Al-Quran, otak mengalami relaksasi yang baik sehingga seolah-seolah sedang berada dalam keadaan tidur. Pada kondisi tersebut, sel kemudian memberikan sinyal ke kelenjar dalam tubuh untuk mengeluarkan hormon. Kondisi inilah yang dialami oleh seseorang ketika melakukan terapi tersebut," katanya.
Tip kedua adalah emosi positif dimana hal ini dapat meningkatkan endorfin sehingga dapat meningkatkan imunitas dan patuh terhadap protokol kesehatan. Sebaliknya, emosi negatif dapat menurunkan imunitas dan beresiko terpapar infeksi ataupun virus.
Untuk melatih emosi positif dapat dilakukan bicara positif pada diri sendiri ( Positive Sef-Talk). Kenali diri sendiri, promosikan kemampuan diri, pertahankan optimisme pada diri, bangun harapan, bahagia dan gembira (Jantz, G.L, 2016). Sebaliknya bicara negatif pada diri sendiri (self-talk negative ) dapat membahayakan diri sendiri. Saat ini kita sedang melaksanakan ibadah puasa ramadhan. Berpuasa adalah tidak hanya menahan lapar dan dahaga tetapi berlatih menahan nafsu dan amarah. Dengan berpuasa mampu meningkatkan emosi yang positif.
Tip ketiga adalah pikiran positif. Ini dipercaya bisa mengatasi pikiran yang stres yaitu melalui afirmasi positif. Kegiatan yang dilakukan dalam kondisi rileks dan fokus dengan mengatakan “Saya Sehat”, “Saya Percaya Diri”, “Saya Semangat”. Sebagai muslim, menurut Masdum, kita meyakini bahwa Allah tergantung prasangka hambanya seperti hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bersabda Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).
"Husnuzhan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa. Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa," ujarnya.
Tips berikutnya adalah perilaku positif yang dapat dilakukan terhadap diri sendiri, keluarga, teman, lingkungan sekitar atau pada pasien bagi tenaga kesehatan. Memberikan role model yang baik dalam segala aspek. Peduli terhadap tetangga, peduli terhadap tenaga kesehatan dan peduli terhadap sesama. Hal ini kita yakini telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah.
Madum juga memberikan tip lainnya yakni relasi positif yang harus terus dijalankan walaupun saat ini berkomunikasi dilakukan secara daring seperti menyapa, mengirim dan membagikan hal yang positif (bagikan pengalaman menyenangkan, cerita lucu, membuat kreasi menyayi bersama) dan bergembira bersama.
"Tips terakhir dari saya adalah spiritual quastion positif yakni meningkatkan ibadah, berdo’a dan berserah diri, terutama di bulan Ramadan ini. Mohon perlindungan kepada Sang Pencipta karena apapun tidak akan menimpa kita tanpa seizin-Nya. Firman Allah SWT; Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8 : 61)," kata Masdum. (kemal setia permana)