Petugas Pos Kebingungan, Kades di Kuningan Pusing, Penerima Bantuan Dobel, Ada yang Sudah Meninggal

Petugas pos yang mengirimkan paket bantuan kepada keluarga penerima di Kabupaten Kuningan banyak yang kebingungan. Kades juga banyak yang pusing.

Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Syarif Abdussalam
ILUSTRASI --- GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil, bersama Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, melepas petugas pos dan pengemudi ojek dan yang mengirimkan paket sembako Pemda Provinsi Jabar bagi warga terdampak Covid-19 Kantor PT Pos Indonesia Sumedang, Sabtu (18/4/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Petugas pos yang mengirimkan paket bantuan kepada keluarga penerima bantuan di Kabupaten Kuningan banyak yang kebingungan.

Sebab, banyak data penerima yang dobel, masuk dalam dua kelompok penerima bantuan.

Mereka ada yang masuk ke Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Bahkan ada data penerima bantuan pemerintah yang ternyata sudah meninggal dunia.

CATAT, Pekan Depan Purwakarta Bakal Terapkan PSBB di 6 Kecamatan Ini

Selain petugas pos, para kepala desa di Kabupaten Kuningan juga banyak yang kebingungan, sebab jatah bantuan jauh dibandingkan daftar yang diajukan.

“Untuk warga Desa Cipasung Kecamatan Darma hanya mendapatkan bantuan untuk 31 (kartu keluarga, red) kk dari yang di usulkan 600 kk dan dua orang kk sudah meninggal puluhan tahun lalu,“ kata Kepala Desa Cipasung Kecamatan Darma kabupaten Kuningan, yakni Nanang Nuryadi saat menyampaikan kepada wartawan,Kamis (30/04/2020).

Tidak hanya itu, kata Nanang menyebutkan ada18 kk lainnya dobel dengan PKH dan BPNT.

“Sehingga petugas pos bingung datang ke desa dan menanyakan jika ada yang telah meninggal harus dibawa pulang lagi dan dikembalikan," katanya.

Berbeda dengan pemerintah Desa Parung berinisiaasi hendak menempel striker pada rumah penerima bantuan.

Dengan tulisan bahwa ‘RUMAH INI ADALAH KELUARGA MISKIN PENERIMA PKH’.

Polres Cianjur Tutup Jalan Raya Setiap Menjelang Berbuka, Antisipasi Kerumunan Warga yang Ngabuburit

“Sehingga tindakan ini berhasil dan ada 8 keluarga penerima manfaat (PKM) langsung mundur,”ujar Kades Osa Maliki.

Mudnurnya sebanyak 8 PKH dari 121 penerima ini untuk menghindari kecemburuan social di lingkungan. ”Kemudian melihat jumlah tadi,belakangan terbilang cukup mampu,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Cieurih Kecamatan Cidahu, Didin menyampaikan bahwa pihaknya belum mengajukan siapa warga penerima bantuan,namun provinsi sudah ada.

"Iya kang, dari provinsi terdata ada 153 kk datanya. Saya jadi heran padahal pengajuan belum tapi data sudah turun," kata Didin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved