Lesbian Pembunuh Sopir
FAKTA BARU, Hubungan Lesbian Remaja Pembunuh Keji di Pangalengan Sudah Diketahui, Ortu Sangat Benci
Risma, satu dari 4 perempuan tersangka pembunuhan keji sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung, mengelabui orangtuanya saat dijemput kekasih.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Kisdiantoro
8. Pembunuhan dilakukan dengan cara memukul korban
Diperkirakan malam itu pukul 9 malem karena perjalanan muter-muter dulu, dikelabui oleh si Iki.
• Masih Ingat Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas? Kakak Beradik Dihukum Mati, Sang Ibu Seumur Hidup
"Aksi dilakukan, pertama dihajarlah sopir dengan menggunakan kunci inggris yang ada di mobil, sopir merasa kesaakitan. Dia berpaling korban sempat megang tangan si Iki dan menggigitnya, Risma marah melihat sopir menggigit Iki," ujar dia.
9. Korban diinjak sampai leher patah
Akhirnya, kata Bagus, korban ditarik ke bawah sama Risma lalu dinjek, dada lehernya patah karena terus dipukulin oleh mereka.
"Setelah korban meninggal, mereka memanggil Sela dan Riska, lalu membuang mayatnya. Rencana itu udah diketahui (Sela dan Riska) tapi yang dua itu cuman ikut buang mayat," katanya.
Agus memaparkan, mereka bawa mobil ke Bandung, menjual handphone korban senilai Rp 200 ribu, digunakan untuk makan dan beli bensin.
"Mereka menuju Jakarta melalui jalan Cikalong Wetan, di tengah perjalanan mobil itu nabrak, kemudian mobil itu ditinggal," katanya.
Mereka melanjutkan perjalanan, kata Agus, naik truk turun di Cikarang dan di Cikarang mereka naik elf ke rumah Sela lagi.
"Barang bukti dibuang di rumah Sela. Mobil itu ditinggalin karena memang tujuannya bukan mengambil, tapi menghilangkan barang bukti saja," ujar Bagus.
Di rumah sela dijelaskan Bagus, mereka mengontak orang tua masing-masing, mereka dijemputlah oleh orang tua masing-masing.
"Keluarganya mereka belum tahu ada pembunuhan, tahunya mereka kabur. Karena satu hari tidak ada komunikasi," katanya.
• Cinta Mutia Ayu Pada Glenn Fredly Tidak Pudar, Bawakan Kesukaan Suami ke Makam: Aku Bawain, I Love U
10. Pelaku Ditangkap di rumah
Bagus mengaku, awalnya pihaknya menangkap di Jonggol, ke rumah Riska, karena yang dikenali di sisi tv adalah Riska.
"Dari Riska kemudian Sela, kemudian Risma, setelah itu baru si Iki terakhir. Iki ini otak pelaku peran utama dan masih di bawah umur," ucapnya.