Lesbian Pembunuh Sopir
FAKTA BARU, Hubungan Lesbian Remaja Pembunuh Keji di Pangalengan Sudah Diketahui, Ortu Sangat Benci
Risma, satu dari 4 perempuan tersangka pembunuhan keji sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung, mengelabui orangtuanya saat dijemput kekasih.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Kisdiantoro
5. Menggunakan jalan tikus, hindari PSBB
Setelah di Jonggol bersama Riska, kata Bagus, untuk menuju ke Pangalengan, mereka menggunakan jalan biasa karena ada PSBB takut diputar balikan.
"Baru masuk tol di Cikampek keluar di Tol Saroja, lalu mereka menuju ke Pangalengan," ujarnya.
• Terkait Soal Fenomena Seks Menyimpang Lesbian di Rutan atau Lapas, Ini Komentar Pengamat
6. Orangtua mengetahui ada hubungan gelap sesama jenis
Bagus memaparkan, saat di Pangalengan tidak ke rumah Risma tapi berada di sekitar rumahnya, karena orang tua Risma ini sudah mengetahui hubungan gelap Iki dan Risma.
Kedua orang tuanya ini membenci karena merupakan hubungan sesama jenis kelamin alias lesbian.
"Akhirnya Risma dipanggil dengan masih menggunakan baju tidur nyamperin. Iki gak punya handphone dia hanya dengan tanda saja untuk memanggil Risma karena hubungan dengan Risma ini menggunakan facebook," tuturnya.

7. Gunakan kode siulan untuk memanggil pasangan
Bagus menceritakan, rumahnya Risma berada di tengah kebun teh, makanya dia ke atas dulu, dengan siul- siul tanda yang udah diutarakan di facebook.
"Kalau disiuli berarti sudah ada di tempat. Keluarlah Risma, lalu mereka jalan, saat itu sore sampai Bandung jam 5 sore," ucap dia.
Lalu kata Bagus, Iki kembali nego harga kepada sopir, mau ke daerah Pantai Ranca Buaya, yang tadinya sudah deal Rp 1 juta jadi Rp 1,7 juta.
"Saat di perjalanan sela menanyakan Iki kamu punya duit gak, dia jawab enggak, ngapain kamu pesen grab. Iki jawab, udah nanti matiin aja nanti gua bunuh," kata Bagus.
Bagus mengatakan, Sela tidak percaya dengan jawaban Iki itu, tahunya Iki bercanda, dan berpikiran pasti meminta kepada pacarnya Risma.
"Pada saat di perjalanan menuju Ranca Buaya sekira 200 meter dari TKP, mereka ngajak berhenti untuk kencing," kata dia.
Lalu, kata Bagus, Iki ini menyuruh Sela dan Riska keluar, mereka ke warung yang sudah tutup.