Lesbian Pembunuh Sopir

FAKTA BARU, Hubungan Lesbian Remaja Pembunuh Keji di Pangalengan Sudah Diketahui, Ortu Sangat Benci

Risma, satu dari 4 perempuan tersangka pembunuhan keji sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung, mengelabui orangtuanya saat dijemput kekasih.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Kisdiantoro
REUTERS/Lucy Nicholson via Kompas.com
Ilustrasi pasangan lesbian - Dua pasang kekasih sesama jenis alias lesbian menjadi tersangka pembunuhan keji di Pangalengan Bandung. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Lutfi Ahmad M

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Perilaku penyimpang dua pasang kekasih sesama jenis atau lesbian, tersangka pembunuhan keji sopir taksi di Pangalengan Bandung, ternyata sudah diketahui oleh orangtua mereka.

Risma, satu dari empat perempuan muda tersangka pembunuhan keji sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung, mengelabui orangtuanya saat dijemput kekasihnya, Iki.

Malam itu, Iki menjemput Risma di Pangalengan, menggunakan kode yang sudah disepakati dalam chat di media sosial Facebook.

Pasangan Lesbian Bunuh Sopir Grab, Mobil Ditinggal, Ponsel Korban Dijual untuk Makan dan Uang Bensin

Iki tak berani masuk ke rumah Risma karena orangtua Risma sudah mengetahui hubungan terlarang itu.

Kanit Resum Polresta Bandung, Iptu Bagus, saat menceritakan detik-detik kronologi kasus pembuhuhan keji oleh dua pasang lesbian di Pangalengan itu, menyebutkan kode-kode yang digunakan mereka.

"Akhirnya Risma dipanggil dengan masih menggunakan baju tidur nyamperin. Iki gak punya handphone dia hanya dengan tanda saja untuk memanggil Risma karena hubungan dengan Risma ini menggunakan facebook," tuturnya.

Kode untuk memanggil Risma itu adalah bunyi siulan.

Fakta-fakta Pembunuhan Keji di Pangalengan Bandung

Tak disangka, otak pembunuhan sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat adalah perempuan di bawah umur.

Fakta lain yang lebih mengejutkan adalah pelakukanya tersanya dua pasang kekasih sesama jenis alias lesbian.

Kasus pembunuhan sopor taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung terjadi pada 30 Maret 2020.

Mayat sopir taksiSamiyo Basuki Riyanto, ditemukan di hutan pinus Pangalengan Kabupaten Bandung.

Cara mengeksekusi matri Samiyo Basuki Riyanto pun sangat kejam, mengerikan, dan sadis.

Berikut fakta-fakta kasus pembunuhan sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung oleh dua pasang kekasih sesama jenis atau lesbian:

 Komplotan Gadis Pembunuh Sadis Beraksi di Pangalengan, Otak Pembunuhan Masih di Bawah Umur

1. Mayat sopir taksi ditemukan di hutan Pinus Pangalengan

Kasus pembunuhan sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung mulai terurai ceritanya setelah mayat Samiyo Basuki Riyanto ditemukan di hutan pinus.

Samiyo Basuki Riyanto dibunuh oleh pasangan lesbian dengan alasan tak punya uang untuk membayar dan membawa kabur mobil.

2. Otak pembunuhan remaja putri usia 15 Tahun

Kanit Resum Polresta Bandung, Iptu Bagus, menceritakan detik-detik kronologi kasus pembuhuhan keji oleh sepasang lesbian di Pangalengan itu.

Dia menyebutkan otak pembunuhan sopir taksi di Pangalengan adalah remaja putri usia 15 tahun.

3. Ada dua pasangan kekasih sesama jenis alias lesbian

Para tersangka pembunuhan sopir taksi di Pangalengan Kabupaten Bandung ternyata dua pasang kekasih sesama jenis.

Adapun keempat remaja yang menjadi tersangka pembunuhan tersebut dan kini sudah diamankan Polresta Bandung, yakni ERS alias Iki (15), TGC alias Sela (19), AS alias Riska (20), dan KS alias Risma (18).

Keempat remaja tersangka pembunuhan Samiyo Basuki Riyanto tersebut merupakan dua pasangan sesama jenis alias lesbian.

4. Berangkat dari Jonggol ke Pangalengan
Kanit Resum Polresta Bandung, Iptu Bagus, menceritakan, awalnya tersangka Iki mendatangin Sela curhat kangen sama pacarnya Risma yang berada di Pangalengan dan Sela merupakan pacarnya Riska yang berada di Jonggol.

 Pasangan Lesbian Bunuh Sopir Taksi Online di Pangalengan Karena Tak Punya Ongkos, Ini Kronologisnya

"Iki sama Sela berangkat ke terminal mencari mobil offline, Sela mengatakan ke pacarnya dulu, Riska (berada di Jonggol), nanti dianter ke Risma," kata Bagus menceritakan detik-detik kronologi sepasang lesbian membunuh sopir di Pangalengan.

Bagus mengatakan, tersangka melihat korban sedang ngopi di tempat mangkalnya, ngobrol di sana lalu deal dengan harga Rp 1 juta, untuk berangkat ke Pangalengan.

Sebelum berangkat ke Pangalengan korban diminta mengantar ke Jonggol dahulu.

"Kemudian mereka berangkat ke Jonggol dengan masuk tol keluar Cilengsi," kata dia.

5. Menggunakan jalan tikus, hindari PSBB

Setelah di Jonggol bersama Riska, kata Bagus, untuk menuju ke Pangalengan, mereka menggunakan jalan biasa karena ada PSBB takut diputar balikan.

"Baru masuk tol di Cikampek keluar di Tol Saroja, lalu mereka menuju ke Pangalengan," ujarnya.

 Terkait Soal Fenomena Seks Menyimpang Lesbian di Rutan atau Lapas, Ini Komentar Pengamat

6. Orangtua mengetahui ada hubungan gelap sesama jenis

Bagus memaparkan, saat di Pangalengan tidak ke rumah Risma tapi berada di sekitar rumahnya, karena orang tua Risma ini sudah mengetahui hubungan gelap Iki dan Risma.

Kedua orang tuanya ini membenci karena merupakan hubungan sesama jenis kelamin alias lesbian.

"Akhirnya Risma dipanggil dengan masih menggunakan baju tidur nyamperin. Iki gak punya handphone dia hanya dengan tanda saja untuk memanggil Risma karena hubungan dengan Risma ini menggunakan facebook," tuturnya.

Kapolresta Bandung, Hendra Kurniawan merilis penangkapan 4 perempuan yang merupakan pasangan lesbian sebagai pelaku pembuhan terhadap Samiyo Basuki Riyanto (60) yang ditemukan di tebing hutan pinus di Pangalengan pada 30 Maret lalu, di Mapolresta Bandung, Senin (27/4/2029). Yang ditunjukkan hanya 3 pelaku karena seorang pelaku masih di bawah umur.
Kapolresta Bandung, Hendra Kurniawan merilis penangkapan 4 perempuan yang merupakan pasangan lesbian sebagai pelaku pembuhan terhadap Samiyo Basuki Riyanto (60) yang ditemukan di tebing hutan pinus di Pangalengan pada 30 Maret lalu, di Mapolresta Bandung, Senin (27/4/2029). Yang ditunjukkan hanya 3 pelaku karena seorang pelaku masih di bawah umur. (Tribun Jabar/Lutfi AM)

7. Gunakan kode siulan untuk memanggil pasangan

Bagus menceritakan, rumahnya Risma berada di tengah kebun teh, makanya dia ke atas dulu, dengan siul- siul tanda yang udah diutarakan di facebook.

"Kalau disiuli berarti sudah ada di tempat. Keluarlah Risma, lalu mereka jalan, saat itu sore sampai Bandung jam 5 sore," ucap dia.

Lalu kata Bagus, Iki kembali nego harga kepada sopir, mau ke daerah Pantai Ranca Buaya, yang tadinya sudah deal Rp 1 juta jadi Rp 1,7 juta.

"Saat di perjalanan sela menanyakan Iki kamu punya duit gak, dia jawab enggak, ngapain kamu pesen grab. Iki jawab, udah nanti matiin aja nanti gua bunuh," kata Bagus.

Bagus mengatakan, Sela tidak percaya dengan jawaban Iki itu, tahunya Iki bercanda, dan berpikiran pasti meminta kepada pacarnya Risma.

"Pada saat di perjalanan menuju Ranca Buaya sekira 200 meter dari TKP, mereka ngajak berhenti untuk kencing," kata dia.

Lalu, kata Bagus, Iki ini menyuruh Sela dan Riska keluar, mereka ke warung yang sudah tutup.

8. Pembunuhan dilakukan dengan cara memukul korban

Diperkirakan malam itu pukul  9 malem karena perjalanan muter-muter dulu, dikelabui oleh si Iki.

 Masih Ingat Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas? Kakak Beradik Dihukum Mati, Sang Ibu Seumur Hidup

"Aksi dilakukan, pertama dihajarlah sopir dengan menggunakan kunci inggris yang ada di mobil, sopir merasa kesaakitan. Dia berpaling korban sempat megang tangan si Iki dan menggigitnya, Risma marah melihat sopir menggigit Iki," ujar dia.

9. Korban diinjak sampai leher patah

Akhirnya, kata Bagus, korban ditarik ke bawah sama Risma lalu dinjek, dada lehernya patah karena terus dipukulin oleh mereka.

"Setelah korban meninggal, mereka memanggil Sela dan Riska, lalu membuang mayatnya. Rencana itu udah diketahui (Sela dan Riska) tapi yang dua itu cuman ikut buang mayat," katanya.

Agus memaparkan, mereka bawa mobil ke Bandung, menjual handphone korban senilai Rp 200 ribu, digunakan untuk makan dan beli bensin.

"Mereka menuju Jakarta melalui jalan Cikalong Wetan, di tengah perjalanan mobil itu nabrak, kemudian mobil itu ditinggal," katanya.

Mereka melanjutkan perjalanan, kata Agus, naik truk turun di Cikarang dan di Cikarang mereka naik elf ke rumah Sela lagi.

"Barang bukti dibuang di rumah Sela. Mobil itu ditinggalin karena memang tujuannya bukan mengambil, tapi menghilangkan barang bukti saja," ujar Bagus.

Di rumah sela dijelaskan Bagus, mereka mengontak orang tua masing-masing, mereka dijemputlah oleh orang tua masing-masing.

"Keluarganya mereka belum tahu ada pembunuhan, tahunya mereka kabur. Karena satu hari tidak ada komunikasi," katanya.

 Cinta Mutia Ayu Pada Glenn Fredly Tidak Pudar, Bawakan Kesukaan Suami ke Makam: Aku Bawain, I Love U

10. Pelaku Ditangkap di rumah

Bagus mengaku, awalnya pihaknya menangkap di Jonggol, ke rumah Riska, karena yang dikenali di sisi tv adalah Riska.

"Dari Riska kemudian Sela, kemudian Risma, setelah itu baru si Iki terakhir. Iki ini otak pelaku peran utama dan masih di bawah umur," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved