Breaking News

Pengusaha Katering, Saat Pandemi Virus Corona, Terima Pesanan untuk Donasi Tidak Hitung Keuntungan

DESTINY Catering terpaksa merumahkan 135 orang karyawannya karena pesanan banyak yang tertunda dan dibatalkan.

Istimewa
Derry Septiadi (52), pemilik Destiny Catering 

"Kami bingung, para karyawan minta Kantin 33 (kantin milik Wins Catering) buka kembali. Sementara kondisi belum aman," kata Ila.

Tarisa Catering, yang biasa melayani katering wisatawan yang berkunjung ke Bandung, khususnya di kawasan Lembang, pun merasakan dampak virus corona. Penerapan social distancing membuat wisatawan jarang datang ke Bandung.

Katering yang berada di Jalan Wira, Kompleks BTN Pusdik Ajen, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ini menyediakan katering rombongan wisatawan untuk makan pagi, siang, dan malam.

"Pada Maret banyak even yang dibatalkan. Awal bulan sudah ada yang booking dari Jakarta untuk kegiatan outbond di Cikole, tapi enggak jadi karena ada virus. Banyak even yang cancel," kata Sintari (30), pemilik Tarisa Catering, lewat WhatsApp, Selasa (14/4).

Sintari berupaya usahanya tetap berjalan dengan membuat lauk-pauk yang ditawarkan ke teman-temannya, tetangga, dan warganet lewat media sosial untuk wilayah Lembang dan Bandung.

"Kami juga menyediakan camilan rumahan seperti tahu isi, pisang krispi, cincau susu, dan geci (makanan khas Lembang). Makanan berat untuk teman nasi, seperti seafood, dan ayam penyet," katanya.

Fahrur Rosidi, Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Jawa Barat dalam sebuah acara.
Fahrur Rosidi, Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Jawa Barat dalam sebuah acara. (https://www.instagram.com/ppji.jabar/)

Dirumahkan

Pengusaha katering semakin sulit. Wabah virus corona telah menghentikan roda perekonomian mereka. Bahkan ribuan karyawannya terpaksa dirumahkan karena sudah tidak terima pesanan. Terutama katering yang bergerak dalam layanan pesta seperti pernikahan.

Fahrur Rosidi, Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Jawa Barat, menyebut perusahaan katering di Jawa Barat sudah mati suri.

"Karyawan sebagian besar dirumahkan dan sebagian kecil menggunakan sistem kerja sif," kata Fahrur kepada Tribun lewat WhatsApp, Selasa (14/4).

Mereka yang dirumahkan, kata Fahrur, adalah karyawan outsourcing dan level bawah menengah. Menurut dia, karyawan inti, seperti kitchen dan manajemen, tetap dipertahankan dengan pengurangan besaran take home pay.

Fahrur menyodorkan hasil survei internal PPJI. Survei itu memperlihatkan, dari 97 perusahaan katering se-Jabar yang berpartisipasi mengisi kuesioner, ada 425 karyawan yang dirumahkan dari 2.675 total karyawan yang dilaporkan. "Itu hasil survei internal per 8 April 2020," kata Fahrur.

Masih mengacu pada survei tersebut, kerugian yang dialami pengusaha katering adalah berupa pemutusan kontrak dan penundaan pembayaran. "Potential profit loss mencapai Rp 6,3 miliar," kata Fahrur.

Menurut Fahrur, rata-rata karyawan yang dirumahkan masih menerima gaji penuh pada Maret. Namun, kata Fahrur, untuk bulan selanjutnya harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan tiap perusahaan.

Seperti yang dilakukan oleh Destiny Catering. Sebanyak 135 karyawan perusahaan katering ini terpaksa dirumahkan dengan tetap menerima gaji sebanyak 50 persen dari total gaji. Tujuh karyawan lagi tetap dipertahankan untuk melayani pesanan nasi boks untuk donasi bagi paramedis ke RS Hasan Sadikin Bandung.

"Kami hanya bertahan asal bisa menggaji 50 persen untuk karyawan. Sampai kapan? Yang bulan April, kami masih bisa memberikan gaji 50 persen. Namun untuk bulan depan belum tentu 50 persen," kata Derry Septiadi (52), pemilik Destiny Catering, kepada Tribun lewat WhatsApp, Selasa (14/4).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved