Laboratorium di Wuhan Ternyata Masih Simpan 1500 Jenis Virus, Ini Kata Peneliti

Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut,

Tribun Jabar/Siti Fatimah
Ilustrasi laboratorium 

TRIBUNJABAR.ID - Seluruh dunia saat ini sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19 yang menyerang.

Covid-19 telah membunuh lebih dari 145.000 orang dan menginfeksi lebih dari dua juta orang di seluruh dunia sejak pandemi dimulai di Wuhan Desember lalu.

Di tengah berita mengenai pandemi ini, Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.

Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.

Dilansir dari Grid.id, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah virus corona pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di lab Wuhan.

50 Persen Lebih Pendaftar Kartu Pakerja Gelombang I Gagal akibat Ini, Ulang Saja di Gelombang II

Tetapi China bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa virus Corona buatan manusia.

Sebagaimana diketahui, China telah melaporkan bahwa virus corona berasal dari pasar tradisional di Wuhan, China.

Peringatan nyata adalah bagian dari makalah penelitian yang diajukan oleh Shi, wakil direktur di institut, dan tiga penulis bersama pada Januari 2019.

 
Penelitian itu diterbitkan pada bulan Maret 2019.

Driver Ojek Online Dilarang Bawa Penumpang saat PSBB di Bandung Raya, Ini Komentar Manajemen Gojek

Dalam artikel tersebut, tim menyoroti kemungkinan epidemi virus lain di China dengan menganalisis tiga wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).

Dikatakan bahwa ketiga patogen itu adalah virus corona dan dapat ditelusuri kembali ke kelelawar, dan dua di antaranya berasal dari China.

Para peneliti mendesak: 'Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah virus corona yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar, dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di China.

'Oleh karena itu, investigasi virus corona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannya meminimalkan dampak wabah di masa depan di China.'

Rahasia Perajin di Desa Ciheulang Bandung Bikin Peuyeum Enak, Dijual Hingga ke Sumatra

Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati China dapat mendorong penyebaran bug potensial.

Ini juga menggarisbawahi tradisi China yang menyukai daging segar.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved