Carmi TKW Asal Cirebon Akhirnya Pulang dari Arab Saudi Setelah Hilang 31 Tahun
Carmi, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Cirebon yang hilang selama 31 tahun saat bekerja di Arab Saudi akhirnya pulang ke Tanah Air.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Carmi, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Cirebon yang hilang selama 31 tahun saat bekerja di Arab Saudi akhirnya pulang ke Tanah Air.
Ia dipulangkan oleh Pemerintah Arab Saudi bersama ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang sempat tertahan akibat kebijakan lockdown yang diberlakukan di negara tersebut.
Total ada 336 WNI yang dipulangkan. Selain Carmi, ada pula 55 jemaah umrah Indonesia yang sempat tertunda kepulangannya, serta 34 tim penyedia layanan jemaah haji di Arab Saudi.
• Tak Pakai Masker, Warga Kota Tasikmalaya Dilarang Masuk Kawasan Hazet, Berlaku Mulai Besok
Menurut Duta besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Carmi dan ratusan WNI lainnya itu dipulangkan dengan pesawat Saudi Airlines.
Mereka take off dari Bandara King Khalid Riyadh pukul 11.20 WAS dan tiba di Jakarta pada Jumat (10/4/2020) dini hari.
Ssemula penerbangan khusus itu hanya diperuntukkan bagi para jemaah umrah.
Menurut Agus, Pemerintah Arab Saudi hanya menyiapkan kepulangan bagi pemegang visa umrah.
Namun KBRI Riyadh kemudian melakukan lobi ke kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Haji dan Umrah, Imigrasi Arab Saudi dan berbagai pihak untuk bisa menerbangkan para WNI, khususnya mereka yang selama 1 sampai 3 tahun berada di rumah singgah KBRI.
"Apresiasi tinggi kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah memberikan perhatian yang luar biasa kepada Indonesia dan mempersiapkan penerbangan khusus ini," kata Agus dalam keterangan yang diterima Tribun.
Di antara para WNI yang menghuni rumah singgah KBRI itu salah satunya adalah Carmi.
Perempuan asal Cirebon itu bertolak ke Arab Saudi saat usianya masih belasan tahun pada tahun 1988.
Ia berangkat melalui sponsor PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa. Kini perusahaan yang memberangkat Carmi itu telah tutup.
Pada awal-awal merantau di Arab Saudi Carmi masih berkomunikasi dengan kedua orang tuanya, Ilyas dan Warniah.
Namun memasuki tahun ke-4, tak ada lagi kabar dari Carmi. Menurut penuturan Ilyas, dari pertama kali berangkat hingga ditemukan, Carmi tak pernah mengirim gajinya.
Bahkan, menurut kabar yang diterima Ilyas, Carmi dikurung oleh majikannya. Carmi tak pernah keluar rumah selama puluhan tahun.
"Iya katanya di rumah majikannya saja. Sama sekali belum pernah mengirim gaji," kata Ilyas. Belakangan diketahui bahwa Carmi tak digaji oleh majikannya.
Ilyas baru kembali mendapat kabar putrinya itu pada September 2019.
Saat itu KBRI Riyadh memfasilitasi Carmi berkomunikasi langsung dengan keluarganya melalui video call.
"Satu keluarga nangis bahagia semua," kata Ilyas.
Hanya saja ketika itu ingatan Carmi masih belum pulih.
Ia hanya mengenal nama keluarga. Carmi pun kaget melihat wajah Ilyas, ayahnya yang sudah lanjut usia.
Sebab, Carmi berangkat ke Arab Saudi saat usianya masih belasan tahun, saat itu juga kondisi Ilyas masih terlihat bugar.
Saat berkomunikasi, Carmi hanya bisa menggunakan Bahasa Arab. Carmi kesulitan menggunakan Bahasa Indonesia maupun Cirebon.
"Waktu video call itu, Carmi sempat ditanya bener nggak kalau ini bapaknya? Terus Carmi hanya geleng kepala, Carmi hanya mengingat nama saya, mungkin sudah lupa wajah karena samar," kata Ilyas.
KBRI Riyadh sendiri melacak keberadaan Carmi di Desa Al Amer Provinsi Gaseem yang berjarak 400 km dari Riyadh pada Agustus 2019.
• Harga Cabai di Ciamis Turun Drastis, Bawang Merah Malah Melejit
Saat itu tim perlindungan warga KBRI Riyadh langsung bergerak menjemput Carmi yang telah hilang kontak selama 31 tahun.
Ternyata Carmi bekerja pada majikan yang sama selama 31 tahun.
KBRI kemudian Riyadh berhasil melakukan persuasi kepada majikannya untuk bisa membawa Carmi ke kantor KBRI Riyadh, dan untuk selanjutnya diproses kepulangannya atas permintaan orang tuanya.
Meski sudah ditemukan oleh KBRI Riyadh pada 28 Agustus 2019, Carmi dan keluarganya harus bersabar karena majikan Carmi belum bisa melunasi utang untuk membayar asisten rumah tangganya itu selama 31 tahun bekerja.
Sekarang Carmi baru bisa pulang.
• Pandemi Covid-19, Pemkab Indramayu Imbau Pekerja Hingga Tukang Cukur Daftar Program Kartu Pra Kerja
Isolasi Mandiri
Sementara itu Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Noer Aliya Fitra mengatakan, Carmi dan para WNI dari Arab Saudi mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (10/4/2020) dini hari.
Pria yang akrab disapa Nafit itu menerangkan, setibanya di bandara para jemaah menjalani pemeriksaan sesuai protokol kesehatan seperti diperiksa suhu tubuh dan dilakukan proses wawancara.
"Alhamdulillah, hasil pemeriksaan dengan pemeriksaan suhu badan dan wawancara, tidak ada jemaah yang terindikasi terinfeksi virus Covid 19," jelasnya.
Petugas juga melakukan rapid test secara sampling kepada 18 penumpang yang dinilai berisiko tinggi.
"Rapid test dilakukan secara sampling terhadap 18 orang penumpang yang beresiko tinggi juga alhamdulillah semua negatif Covid-19," lanjutnya.
Sementara Kasi Identifikasi dan Penanganan Masalah Umrah Ali Machzumi menambahkan, sampai data terakhir total ada 55 jemaah umrah yang dipulangkan.
"Seluruh jemaah sudah dijemput oleh pihak Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Jemaah yang berasal dari Palembang, Riau, Sumbar, dan Kepri, hari ini juga diterbangkan oleh PPIU menuju ke daerah masing-masing," kata Ali.
Meski demikian, jemaah yang menerima surat rekomendasi lulus pemeriksaan kesehatan tetap diminta melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.(tribun network/rin/dod/kps)
• Sosial Distancing di KBB Belum Sepenuhnya Dipatuhi Warga, Bupati Akan Terjunkan Petugas Khusus