Ribuan Buruh di Jabar di-PHK, Pengusaha Kehilangan Omzet sampai 50 Persen
Untungnya, hal itu tidak berimbas ke perusahaan sepatu milik Yusuf Sahroni (31).
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Taufiq mengatakan, berdasarkan info dari teman-temannya, banyak perajin beristirahat dulu.
"Kami hanya bisa istirahat di rumah. Bantu pemerintah untuk tinggal dalam rumah saja mencegah penyebaran Covid-19," katanya. (nazmi abdurahman/januar ph)
Siapkan Asupan Sehat Setiap Hari
UNTUK memberikan jaminan kesehatan bagi karyawannya, Yusuf Sahroni (31), pemilik perusahaan sneakers LAF Project, sangat memperhatikan asupan. Dia menyediakan makanan sehat.
"Memperhatikan juga karyawannya karena kadang pegawai suka telat makan. Agar sistem imun stabil atau tidak lemah," kata Yusuf saat dihubungi Tribun Jabar lewat WhatsApp, Kamis (2/4).
Yusuf juga mengisolasi pekerjanya di rumah yang sekaligus tempat produksi di Gang Haji Ibrahim, Jalan Ciabduyut, Kota Bandung. Terutama bagian administrasi yang kebanyakan belum berumah tangga dan indekos. Mereka bisa tidur di tempat yang telah disediakan di sana.
Karena karyawannya sedikit, Yusuf memberikan jarak antara karyawan dan karyawan lainnya di tempat bekerja. "Ini untuk menjaga kesehatan. Kami juga menyediakan hand sanitizer. Setiap keluar-masuk, karyawan harus pakai hand sanitizers," katanya.
Untuk yang bekerja di pabrik karena kebanyakan karyawannya sudah menikah, Yusuf memperbolehkan pulang. Namun, katanya, tetap memperhatikan asupan dan kesehatan mereka.
Yusuf berharap pandemi virus korona cepat berlalu. Setelah virus itu merebak, Yusuf merasa waswas. Terutama terhadap kesehatan keluarga, karyawan, dan semua warga Indonesia. "Kalau seperempat orang Indonesia terkena, kan, bahaya juga untuk ke depannya," kata Yusuf.
Yusuf juga waswas sumber bahan baku produk sepatu tidak tersedia karena sebagian toko sudah tutup. Yusuf mengaku kesulitan ketika banyak wilayah yang sudah dikarantina.
Saat ini, perusahaan Yusuf memasarkan melalui online. "Garda terdepan saya adalah ekspedisi. Jika ekspedisi tidak berjalan, pengiriman barang ke konsumen tidak akan berjalan," katanya.
Untungnya, kata Yusuf, hingga Kamis (2/4), perusahaan ekspedisi masih tetap buka meski ada keterlambatan. Waktu pengiriman yang biasa ke Jabodetabek 1-3 hari bisa lebih lama. Waktunya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Setiap hari saya selalu konfirmasi kepada pihak ekspedisi," katanya. (januar ph)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ribuan-buruh-dan-mahasiswa-unjuk-rasa-di-cimahi.jpg)