Paham Cegah Corona, Sopir dan Pengusaha Angkot di KBB Tak Masalah Penghasilan Turun
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan adanya kebijakan belajar dan kerja
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, NGAMPRAH - Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan adanya kebijakan belajar dan kerja di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona tidak dipermasalahkan sopir angkot maupun pengemudi ojek online.
Padahal, dengan adanya kebijakan untuk mencegah penyebaran virus Corona itu, penghasilan mereka pasti mengalami penurunan yang cukup signifikan seperti di daerah lain karena kebanyakan penumpangnya anak-anak sekolah dan pekerja.
Kepala Dinas Perhubungan KBB, Ade Komarudin mengatakan, tidak adanya keluhan dari sopir maupun pengusaha transportasi publik itu karena mereka sudah paham dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Sejauh ini tidak ada laporan dari sopir angkot yang berkaitan dengan itu ya, karena semua sudah sama-sama pada tahu dan mau tak mau harus kita cegah," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/4/2020).
• MENTERI JOKOWI ASAL PDIP Usul Napi Koruptor Dibebaskan, Ketua Komisi III DPR Setuju, Apa KPK Setuju?
Artinya, kata Ade, dengan tidak adanya keluhan dari sopir angkot itu mereka sudah saling memahami kondisi saat ini agar upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini bisa benar-benar selesai.
Padahal, ketika adanya permasalah yang dialami sopir angkot maupun ojek online biasanya melapor ke Dinas Perhubungan untuk dicarikan solusi yang terbaik dari permasalah tersebut.
"Alhamdulillah semuanya sudah bisa memahami dengan keadaan saat ini karena kebijakan ini demi kebaikan bersama," ucapnya.
Berdasarkan data Dishub KBB, dari total 31 trayek angkutan umum di KBB, hanya sekitar 15 trayek yang aktif, yakni trayek Padalarang-Cimahi, Padalarang-St Hall, dan Padalarang-Leuwipanjang.
• Basono Sujud Syukur dan Minta Maaf Saat Dibebaskan dari Lapas Kelas II B Majalengka
Sementara berdasarkan data kendaraan yang melaksanakan registrasi (izin trayek), tercatat ada 813 kendaraan yang izin trayeknya masih aktif, sedangkan 939 izin trayeknya sudah tidak aktif.
"Secara umum, baik sopir maupun pengusahanya sudah paham dalam mencegah penyebaran virus Corona, meskipun penghasilannya menurun," kata Ade.