Banjir di Dayeuhkolot Kemarin Jadi yang Terbesar Sepanjang 2020, Tingginya sampai 2,7 Meter

Menurut ketua RW 05, Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot Yayat Supriyatna (56), banjir yang terjadi kemarin atau hari Sabtu

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ravianto
tribunjabar/lutfi ahmad mauludin
Banjir di Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (19/2/2020). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir yang menggenang Dayeuhkolot dan Beleendah kemarin merupakan banjir terbesar sepanjang 2020, ketinggian air ada yang mencapai mencapai 2,70 meter.

Menurut ketua RW 05, Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot Yayat Supriyatna (56), banjir yang terjadi kemarin atau hari Sabtu, merupakan banjir yang sangat besar.

"Banjir kemarin paling juara, banjir paling besar di tahun ini, memang kami sudah mengetahui akan terjadi banjir besar, melihat alam yang sudah memberikan sinyal," ujar Yayat, Minggu (22/3/2020).

Menurut Yayat, datangnya air mulai hari Jumat, namun paling besar datangnya air hari Sabtu dini hari saat masyarakat tertidur jadi sulit untuk menyampaikan ke masyarakat.

Begitu air datang dengan cepat, kata dia, masyarakat banyak yang tak bisa menyelamatkan hata bendanya.

"Intensitas saat itu (jumat sore) intensitasnya sangat besar dan cukup lama, merata di wilayah bandung raya. Sehingga akhirnya kampung retensi ini (Bojongasih) menampung air," kata Yayat.

Yayat mengungkapkan, namun memang meski banjir sangat besar, surutnya terbilang cepat, air mulai menggenang Jumat malam dan berangsur surut Sabtu malam.

"Mulai surut Sabtu malam, adanya Terowongan Nanjung Curug Jompong, terasa manfaatnya karena air cepat surut," kata dia.

Namun, Yayat berharap, ada kordinasi saat pembukaan terowongan tersebut, sebab saat jadi warga bisa antisipasi dan memperhitungkan surutnya air.

"Soalnya seperti sekarang gak tau secapt itu surutnta, kami sulit membersihkan lumpurny, dan air bersih pun susah karena listrik masih mati," kata dia.

Siang ini di Bojongasih air yang menggenag terlihat surut, namun memang masih terdapat air yang menggenah di beberapa titik, seperti di dalam gang RT 05, RW 5 Desa Dayeuhkolot masih terendam air.

Ketinggian air mencapai sekitar 50 cm.

Seorang warga Bojongasih, Rudiyana (56), berharap pemerintah terjun langsung melihat kondisi yang ada sekarang di kamoungnya lalu melakukan tindak lanjutnya. 

"Buatlah kantong air di setiap desa, antisipasi kantong air yang kini ditutup seperti dengan dibangunnya perumahan-perumahan," kata Rudi, saat berada di kampungnya.

Rudi memaparkan, mungkin solusi dari banjir yang kini kerap melanda kampungnya dibuatkan kantong air di masing-masing desa, minimal 5 hektar penyangga air sebelum ke Sungai Citarum. 

"Diharapkan (pemerintah) membuat kebijakan yang bagus untuk itu. Jangan permasalahkan dengan lahan, pemerintah pasti kuasa untuk beli di masyarakat, jalan tol aja bisa," ucapnya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved