Ternyata Virus Corona Sudah Diidentifikasi Sejak 1960, Begini Ahli Ungkap Sejarah dan Penjelasannya

Muncul sejak akhir tahun 2019 di Wuhan Cina, rupanya virus corona sudah diidentifkasi sejak 1960, begini penjelasan para ahli

Editor: Hilda Rubiah
Pixabay
ilustrasi social distancing mencegah penyebaran virus corona 

"Selain itu, corona juga bisa mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan, host, waktu, serta perubahan sifat RNA-nya," jelasnya.

Di Tengah Wabah Corona, Sejumlah Pemain Persib Bandung Pulang Kampung dan Berlibur ke Bali

Penyebaran novel corona virus

Dari sejumlah pemberitaan yang beredar, penyebaran 2019-nCoV, diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas sejumlah masyarakat dalam mengonsumsi satwa liar seperti tikus, kelelawar, dan primata.

Meskipun masih terdapat polemik mengenai perihal penyebab pasti dari 2019-nCoV, baik pakar maupun otoritas kesehatan terus bergerak untuk melakukan penelitian lanjutan maupun penanganan terkait virus ini.

"Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya, dimana SARS-Cov berasal dari kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh unta.

Sejauh ini, diperoleh kesimpulan apabila 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu berlanjut ke ular, dan berakhir masuk ke manusia.

"Selain itu, kelelawar juga dapat membawa virus dari beberapa jenis, seperti halnya lyssavirus, coronavirus, adenivirus, dan paramyxovirus, yang ditularkan melalui gigitan atau air liur. Jika hal itu terjadi, maka akan berbahaya bagi manusia," katanya.

Upaya pencegahan

Tak hanya menyebar melalui satwa liar, 2019-nCoV juga menginfeksi antar manusia melalui batuk maupun bersin. Oleh karena itu, masyarakat diimbau ikut mencegah penyebaran virus, antara lain dengan:

Upaya pencegahan

Tak hanya menyebar melalui satwa liar, 2019-nCoV juga menginfeksi antar manusia melalui batuk maupun bersin. Oleh karena itu, masyarakat diimbau ikut mencegah penyebaran virus, antara lain dengan:

Menjaga imunitas

Menjaga lingkungan

Menggunakan masker saat berada di ruang terbuka

Mengolah makanan dengan tepat

Jangan konsumsi satwa liar

Segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas.

Agar tak tertular, maka masyarakat harus:

Menghindari kontak jarak dekat dengan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Menggunakan alat pelindung diri (APD)

Sering mencuci tangan setelah melakukan kontak bersama lingkungan orang sakit

Mengingatkan mengenai etika batuk kepada pasien ISPA. 

SUMBER: https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/05/09490121/akademisi-unair-beberkan-sejarah-virus-corona-kelelawar-penyebabnya?page=all

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved