Virus Corona

Satu Pasien Suspect Corona di RS Sulianti Saroso Meninggal, Usianya 65 Tahun, Ada Riwayat Hipertensi

Sebelumnya, pasien ini dirawat selama sepekan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.

Editor: Ravianto
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja via Kompas.com
Perawat mengunakan berjalan usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus Difteri di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat (8/12). Menteri Kesehatan Nila Moeloek menetapkan kasus virus Difteri merupakan kasus kejadian luar biasa, sehingga Kemenkes akan menjadwalkan imunisasi vaksin TD (tetanus-difteri) untuk mengatasi kejadian luar biasa (KLB) penyakit difteri di tiga provinsi diantaranya Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Seorang pasien perempuan suspect penyakit virus corona 2019 di RSPI Sulianti Saroso meninggal.

Dirut RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, pasien perempuan berusia 65 tahun itu masuk ke RSPI Sulianti Saroso, Rabu (4/3).

Sebelumnya, pasien ini dirawat selama sepekan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.

Saat dibawa ke RSPI kondisi pasien tersebut memang tidak baik.

Ia sudah menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.

"Kemarin saya sudah bilang kondisinya jelek pakai ventilator, dan rujukan dari rumah sakit swasta dan di sana sudah satu minggu. Sudah dimakamkan oleh keluarga," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Jumat (6/3).

"Sudah tua, ada hipertensi juga," jelasnya.

Syahril mengatakan, cause of death atau penyebab kematian pasien itu karena pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat.

Namun, belum diketahui apakah pneumonia pasien itu diakibakan oleh corona atau bukan.

"Sampai saat ini masih dievaluasi dan belum di sini positif karena memang dia perjalanan penyakitnya memang sangat jelek kemarin," kata Syahril.

Berbeda dengan penanganan pasien suspect meninggal di RSUP Kariadi Semarang, jenazah pasien yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso diperlakukan dengan standar biasa.

Jenazah tidak ditangani sebagaimana penanganan terhadap seseorang yang meninggal karena new emerging disease.

Jenazah maupun petinya tidak diplastiki seperti pasien di RSUP Kariadi. Petugas medis juga tidak memakai alat pelindung diri (APD) khusus.

Namun, Syahril tidak merinci lebih lanjut terkait hal ini.

"Tidak (diperlakukan seperti new emerging disease). Sudah habis, berarti sudah selesai. Enggak menular, sudah didisinfektan semua," kata Syahril.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved