Pasien Ketahuan Positif Virus Corona karena Mereka yang Minta Diperiksa, Tertekan Identitas Tersebar

Pasien kasus nomor 2 positif virus corona jenis baru atau Covid-19 setelah menyarankan kepada dokter untuk mengetesnya.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
Tribun Jabar/Firman Wijaksana
Kabid Pelayanan Medis RSU dr Slamet Garut, dr Zaini Abdillah memasangkan kacamata goggle kepada petugas medis yang mengenakan baju alat pelindung diri di ruang isolasi virus corona, Selasa (3/3/2020). 

TRIBUNJABAR.ID - Pasien kasus nomor 2, positif virus corona jenis baru atau Covid-19 setelah menyarankan kepada dokter untuk mengetesnya.

Ia dan anaknya, pasien kasus nomor 1, dinyatakan positif berdasarkan hasil pemeriksaan.

Awalnya, pasien kasus nomor 2 mulai merasa meriang sejak 21 Februari saat latihan menari.

Setelah pentas tari pada tanggal 23 Februari, dirinya lebih mudah lelah dan sedikit batuk kecil.

Melansir dari Kompas.com, ia mengalami demam dan mencoba melakukan pengecekan suhu tubuh.

Pada 24 Februari suhu tubuhnya meningkat hingga 38 derajat Celcius.

Kondisinya tidak banyak berubah hingga dua hari kemudian.

Tak hanya pasien kasus nomor 2 yang mengalami gejala sakit. Anaknya, pasien kasus nomor 1 juga mengalami gejala menggigil.

"Baru ke RS di Depok (Mitra Keluarga) itu, Kamis 27 Februari bareng anak saya. Nah, ini (anak saya) ceritanya lagi," ujarnya melalui sambungan telepon pada Rabu (2/3/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ia menceritakan bahwa awalnya sang anak menjadi host di sebuah tempat di Kemang, Jakarta Selatan.

Acara tersebut juga dihadiri oleh seorang perempuan berkebangsaan Jepang yang belakangan berdomisili di Malaysia.

Ia menegaskan anaknya tidak mengenal warga negara Jepang itu.

Pasien dengan status virus corona yang sempat dirawat di Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia. Jenazah diantar dengan ambulans RSDH, menuju kediaman di kawasan Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). Para petugas tampak mengenakan alat pelindung diri khusus. Sementara, jenazah diletakkan di dalam kantong jenazah bewarna oranye.
Pasien dengan status virus corona yang sempat dirawat di Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia. Jenazah diantar dengan ambulans RSDH, menuju kediaman di kawasan Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). Para petugas tampak mengenakan alat pelindung diri khusus. Sementara, jenazah diletakkan di dalam kantong jenazah bewarna oranye. (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)

Sehari setelah menjadi host, anaknya mulai merasa menggigil seperti demam.

Kedua sempat memeriksakan diri ke rumah sakit dan beberapa kali bertemu dokter.

Namun, penyakit yang diderita tak juga sembuh.

Pasien 2 didiagnosis penyakit tifus sedangkan anaknya mengalami bronkitis pneumonia.

Keduanya menyetujui untuk diopname.

"Sampai akhirnya kami berdua memeriksakan diri ke RS di Depok itu. Saya didiagnosis tifus dan anak saya bronkitis pneumonia. Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan walau kemudian minta dipisah," kata Pasien 2.

Setelah dirawat, kata Pasien 2, anaknya dihubungi oleh salah seorang rekannya bahwa warga negara Jepang yang hadir di Kemang ternyata positif virus corona.

Tak Tepat, Orang Sehat Pakai Masker untuk Cegah Penularan Virus Corona, Ini Cara yang Lebih Efektif

Kasus Penyakit Virus Corona 2019 di China Mulai Menurun, Ini yang Patut Dicontoh dari China

Cerita Pemuda 21 Tahun Terinfeksi Virus Corona Lalu Sembuh, Semangat Sembuh dari Menonton Anime

Warga negara Jepang itu diperiksa di Malaysia.

"Nah, atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus corona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami," kata dia.

Pasien 2 mengaku tidak tahu menahu ia positif virus corona.

Ia tahu hal tersebut setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan informasi tersebut ke publik di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Dirinya mengungkapkan bahwa dirinya mulai dirawat di runag isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sejak 1 Maret 2020.

Sebelumnya, ia dirujuk dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok pada 29 Februari 2020.

Kabid Pelayanan Medis RSU dr Slamet Garut, dr Zaini Abdillah memasangkan kacamata goggle kepada petugas medis yang mengenakan baju alat pelindung diri di ruang isolasi virus corona, Selasa (3/3/2020).
Kabid Pelayanan Medis RSU dr Slamet Garut, dr Zaini Abdillah memasangkan kacamata goggle kepada petugas medis yang mengenakan baju alat pelindung diri di ruang isolasi virus corona, Selasa (3/3/2020). (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

"Sampai di sini (rumah sakit) pukul 02.00 pagi, jadi kami diisolasi," kata pasien 2.

Setelah pengumuman Presiden Jokowi itu, ia bertanya kepada dokter yang merujuknya.

"Nah, karena terlanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif corona sambil bilang, 'enggak apa-apa semua sudah ditangani kok'," ucapnya.

Pemberitaan terkait dirinya yang postif virus corona membuatnya tertekan.

Sebab identitas hingga fotonya tersebar luas padahal seharusnya identitas pasien seharusnya tidak dipublikasikan.

"Saya tertekan walau bukan karena sakitnya. (Saya) sampai sekarang baik-baik saja, buktinya bisa teleponan walau masih batuk-batuk kecil," ujar Pasien 2.

"Saya tertekan karena pemberitaan yang menstigma saya dan anak saya. Kasihan kan, foto-fotonya diekspos kayak gitu. Ini, kan, bikin heboh," kata dia.

Hingga kini, ia masih menjalani proses isolasi tersebut bersama anaknya. Ia mengaku, belum mengetahui sampai kapan ia akan diisolasi.

Sejauh ini, ia menambahkan, dokter dan perawat baru dua kali melakukan kunjungan. Ia juga tidak diberi obat apa pun untuk diminum kecuali infus.

Kondisi suhu tubuhnya pun relatif stabil antara 36-37 derajat Celsius meski terkadang masih batuk-batuk kecil.

Wawancara lengkap secara utuh dapat dibaca di Kompas.id dalam tautan berikut: Wawancara Khusus Kompas: Pasien Covid-19 Mengaku Tertekan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved