Bagian Mana dari Situs Matangaji yang Tertimbun Tanah Urukan? Ini Penjelasan Budayawan Cirebon
Bagian situs yang masih tersisa hanyalah beberapa lubang seperti terowongan setinggi kira-kira satu meter di tepi sungai.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Budayawan Cirebon, Sudrajat, bersama Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon, dr Tresnawaty, mendatangi Situs Matangaji di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Sabtu (22/2/2020).
Saat ini, kondisi situs yang dibangun Sultan Sepuh V, Sultan Matangaji, itu rusak akibat tertimbun urukan tanah.
Bagian situs yang masih tersisa hanyalah beberapa lubang seperti terowongan setinggi kira-kira satu meter di tepi sungai.
Dalam kesempatan itu, Sudrajat, menjelaskan sebagian besar areal situs sudah tertimbun urukan.
Menurut dia, bagian yang tertimbun urukan ialah pelataran dan tempat untuk bermeditasi.
"Areal situs ini sebenarnya luas, dan dikelilingi pagar dari susunan batu bata, tapi sudah tertimbun semua," ujar Sudrajat.
Ia mengatakan, bagian situs di tepi sungai yang masih tersisa dulunya merupakan air terjun kecil.
Air yang mengalir di air terjun itu biasa digunakan untuk berwudu oleh Sultan Matangaji dan pengikutnya.
Pasalnya, sebagaimana kebiasaan orang-orang di masa itu yang selalu menyucikan diri sebelum memulai meditasi.
"Di bagian itu ada tiga terowongan seperti goa kecil yang mempunyai fungsi dan filosofis masing-masing," kata Sudrajat.
Menurut dia, salah satu terowongan itupun terhubung ke Goa Sunyaragi di Jalan Brigjend Dharsono, Kota Cirebon.
Sudrajat mengatakan, jalan tersebut merupakan jalur rahasia yang biasa digunakan Sultan Matangaji untuk kabur dari Goa Sunyaragi.
Situs itu juga pada mulanya merupakan tempat persembunyian Sultan Matangaji dari kaum penjajah.