Eksklusif Tribun Jabar

Sekda Cianjur Imbau Produsen dan Peritel Masker Jangan Memanfaatkan Isu Virus Corona

Dinas Kesehatan Purwakarta menanggapi adanya kelangkaan masker yang berada di sejumlah apotek di Purwakarta menyusul adanya isu virus corona akhir-akh

TRIBUN JABAR/FERRI AMIRIL M
Apotek Indra di Cianjur. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nandri P/Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID - Dinas Kesehatan Purwakarta menanggapi adanya kelangkaan masker yang berada di sejumlah apotek di Purwakarta menyusul adanya isu virus corona akhir-akhir ini.

Kepala Dinas Kesehatan Purwakarta, Deni Darmawan mengatakan pihaknya akan segera meninjau ke apotek-apotek dan menginstruksikan ke bagian pengadaan obat untuk meminta menyediakan stok masker.

"Memang setiap permintaan pasti ada penawaran. Bukan cuma di Purwakarta yang langka tapi senasional ini terjadi, sehingga kementerian mesti memproduksi banyak (masker)," ujar Deni di Gedung Nagara, Pemkab Purwakarta, Jumat (7/2).

Ketika disinggung terkait antisipasi upaya dari kelangkaan masker ini, Deni menyebut cara mengantisipasinya yakni mengimbau kepada setiap orang yang menderita flu mesti beretika saat batuk dan bersin.

"Minimal memakai sapu tangan ketika batuk atau bersin. Dan warga kalau ingin memakai masker gak perlu beli yang jenis N95 karena memang harganya terbilang mahal dan lebih baik yang standar saja," ujarnya.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cianjur, Aban Sopandi mengaku belum akan mengeluarkan kebijakan apapun terkait penanganan jaranganya masker di kotanya, ermasuk membagikan masker gratis kepada masyarakat secara massal.

"Secara prinsip ekonomi, kalau stok barang menipis, pasti harga naik, tapi barusan saya telepon Dinas Kesehatan, katanya permintaan kebutuhan masker masih normal, maka dari itu, kami belum akan melakukan upaya apapun, termasuk membagikan masker kepada masyarakat," ujarnya usai meninjau pelaksanaan tes CPNS di Telkom University. Jumat (7/2/2020)

Menurutnya, pembagian masker tentunya akan dilakukan apabila mungkin terjadi peristiwa luar biasa dan mendesak, seperti adanya kepekatan asap karena musibah kebakaran hutan atau kebocoran bahan kimia pabrik, yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan membahayakan masyarakat, atau kejadian bersifat emergency lainnya.

Petugas Apotek K24
Petugas Apotek K24 (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Aban mengimbau agar para produsen, distributor, dan pelaku usaha ritel lainnya jangan menjadikan kondisi ini sebagai sebuah peluang peningkatan keuntungan ekonomi, dengan meningkatkan harga masker di luar batas ketentuan.

"Jadi produsen, distributor, apotek, hingga warung semampu mungkin jangan menaikan harga, karena tingginya kebutuhan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, dirinya pun mengimbau kepada masyarakat agar sebaik mungkin dalam menggunakan masker. Terlebih, jenis masker saat ini memiliki beraneka ragam. Sehingga sebaiknya masyarkat memilih masker yang dapat di gunakan berulang setelah di cuci bersih dan atau mempergunakan sapu tangan apabila tidak memiliki masker.

"Masker kan ada yang tidak satu kali pakai terus buang, tapi ada juga yang bisa digunakan lagi setelah dicuci bersih, jadi sebaiknya masyarakat memilih masker jenis ini, alternatifnya masyarakat dapat menggunakan sapu tangan bila memang di butuhkan," katanya.

Petugas Apotek Perdana di Purwakarta.
Petugas Apotek Perdana di Purwakarta. (Tribun Jabar/M Nandri P)

Sementara itu, kelangkaan persediaan masker bukan hanya terjadi di Kabupaten Cianjur saja, tetapi juga di Kota Bandung. Dimana seluruh apotek Kimia Farma di Bandung mengaku sudah kehabisan stok sejak seminggu lalu. Selain diduga karena melambungnya harga produksi, tetapi juga sulitnya menemukan produsen menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan barang di pasaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved