Eksklusif Tribun Jabar
Sekda Cianjur Imbau Produsen dan Peritel Masker Jangan Memanfaatkan Isu Virus Corona
Dinas Kesehatan Purwakarta menanggapi adanya kelangkaan masker yang berada di sejumlah apotek di Purwakarta menyusul adanya isu virus corona akhir-akh
Pharmacy Manager Apotek Kimia Farma Buah Batu, Aji Sutarmaji mengatakan, pihaknya mulai kehabisan persedian masker, termasuk masker N95 sejak Senin (3/2/2020). Bahkan menurutnya, kondisi ini dialami juga oleh seluruh unit apotek Kimia Farma di Kota Bandung.
"Yang jelas kami sudah tidak memiliki persediaan masker N95, termasuk unit apotek Kimia Farma se Kota Bandung lainnya stoknya kosong semua, saya tidak tahu kalau kondisinya di luar apotek Kimia Farma. Penyebabnya, karena memang tidak ada sumbernya (produsen) lagi, mau di cari kemanapun juga engga dapat," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Jumat (7/2/2020).
Aji menjelaskan, kondisinya ketersediaan jenis masker lainnya, sama dengan N 95 yaitu kosong. Bahkan pihaknya harus melakukan jauh-jauh hari, hingga dua minggu sebelumnya, dimana hal itu pun belum dapat dipastikan keberadaanya.

"Jadi memang keberadaannya tidak juga bisa di pastikan, misalnya kita rencana baru beli di akhir februari, karena stok januari masih ada, tapi ternyata belum juga pertengahan stoknya sudah habis, mau pesan lagi juga tidak ada, intinya sekarang masker di apotek kita tidak ada," ucapnya.
Disinggung mengenai adanya upaya penaikan harga sebelum ketersediaan masker kosong, Aji mengaku, hal tersebut tidak sempat Ia lakukan, lantaran permintaan kebutuhan pasar berlangsung sangat cepat. Sehingga pihaknya masih menjual masker dengan harga normal.
"Sebelum adanya kasus (coronavirus) biasanya kami tidak pernah jual masker N 95, tapi karena adanya kebutuhan, maka kami sediakan. Untuk harga, jenis N 95 saja kami masih jual normal yaitu, Rp 90 ribu per buah, begitu juga jenis masker biasa, misalnya merk triplay atau sensi sekitar Rp. 40 ribu per boks. Jadi kami belum sempat menaikan (harga), tapi barang sudah keburu habis," ucapnya.
Aji menambahkan, karena sistem pembelian alat kesehatan dari setiap apotek Kimia Farma dilakukan secara terpusat, maka kondisi persediaan barang antara satu apotek dan apotek Kimia Farma lainnya pasti sama.
"Bahkan beberapa waktu lalu ada pembeli yang membutuhkan masker sekian karton, katanya untuk di distribusikan kepada keluarganya atau bagaimana, tapi karena stoknya engga ada ya terpaksa kami tidak layani, padahal kalau di bayangkan, itu merupakan peluang, tapi mau bagaimana lagi," katanya. (nandri p/cipta permana)