Erosi Sungai Cimanuk Gerus Lahan Warga, Enam Rumah di Desa Sukasenang Banyuresmi GarutTerancam
Sebanyak enam rumah warga di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi terancam erosi dari Sungai Cimanuk.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sebanyak enam rumah warga di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi terancam erosi dari Sungai Cimanuk.
Selama 10 tahun, erosi jadi ancaman bagi warga di bantaran Cimanuk.
Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan mengatakan, akibat erosi sebanyak lima hektare lahan warga terdampak.
• VIDEO Antisipasi Longsor dan Erosi, Wantannas Akan Tanam 1 Miliar Vetiver di Berbagai Daerah
• Pakar Lingkungan Hidup: Kegiatan Penguatan Lahan Proyek Pramestha Tak Boleh Dihentikan, Bisa Erosi
Padahal lahan itu merupakan kawasan pertanian produktif warga sekitar.
"Dalam 10 tahun ini saja sudah lima hetare. Apalagi di musim hujan, sering tergenang banjir," ucap Iwan, Selasa (4/2/2020).
Iwan menyebut, sudah mengajukan ke pemerintah untuk membuat tembok penahan tanah (TPT). Jika tak segera dibangun TPT, lahan warga yang terancam terkena erosi akan semakin luas.
"Dari dana desa tak cukup untuk buat TPT. Panjangnya saja sekitar dua kilometer dengan tinggi lima sampai enam meter," katanya.
Salah satu penyebab erosi di wilayahnya yakni saat banjir bandang pada 2016.
Saat itu, banyak lahan yang tergerus air. Setelah banjir surut, sejumlah rumah yang dinilai aman masuk zona merah.
"Warga sangat berharap dibangun TPT. Biar lebih aman juga. Soalnya waktu banjir bandang, banyak yang kena dampaknya," ucapnya.
• Pembangunan Rumah Sakit Limbangan Batal Tahun Ini, Begini Penjelasan Wakil Bupati Garut
Iwan mengaku pembangunan TPT sudah sangat dinantikan warga. Apalagi sepanjang aliran Cimanuk di Sukasenang, merupakan lahan sawah yang produktif.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Happy Mulya, mengatakan, baru mendapat info terjadinya abrasi di Desa Sukasenang.
Pihaknya akan segera menurunkan tim untuk melakukan survei ke lokasi.
"Nanti disurvei dulu ke lokasi. Kalau erosinya kecil bisa ditangani melalui Satker. Jika besar, harus dibikin DED dulu," katanya saat dihubungi. (firman wijaksana)