Dokter RSHS Ungkap Informasi dari WHO Tentang Hewan Peliharaan dan Penyebaran Virus Corona
Wakil Ketua Tim Khusus Infeksi RSHS, Anggraeni Alam, mengungkapkan informasi dari WHO yang diterimanya Jumat (31/1/2020) pagi
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masyarakat diminta tidak khawatir dengan isu yang menyatakan bahwa virus corona bisa menular ke hewan peliharaan.
WHO menyampaikan bahwa virus tersebut tidak ditularkan kepada manusia oleh hewan peliharaan.
Wakil Ketua Tim Khusus Infeksi Rumah Sakit Hasan Sadikin ( RSHS), Anggraeni Alam, mengatakan berdasarkan informasi dari WHO (World Health Organization) yang diterimanya Jumat (31/1) pagi, dinyatakan bahwa virus tersebut tidak menular kepada manusia lewat hewan peliharaan.
• Sebanyak 13 Orang Dinyatakan Positif Terjangkit Virus Corona di Singapura

"WHO baru mengeluarkan pernyataan, baru Subuh tadi, bahwa kita jangan berpikir hewan peliharaan bisa menularkan virus ini. Hewan peliharaan tidak bisa menularkan virus ini kepada kita," kata Anggraeni dalam Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jumat (31/12020).
Anggraeni mengatakan memang selama ini jarak antara manusia dengan hewan semakin dekat.
Begitupun peredararan hewan peliharaan yang semakin cepat di zaman serba modern ini.
"Kita sekarang memang semakin borderless, transportasi sudah bukan main. Antara hewan dan manusia semakin dekat," katanya.
• 27 Kucing Mati Mendadak karena Virus di Karanganyar, Awas Menular! Ini Gejala dan Cara Pencegahannya
• Tersebar Foto Jenazah Tergeletak di Pinggir Jalan Kota Wuhan, Diduga Terjangkit Virus Corona
• Wabah Virus Corona, Kompetisi Liga Super China Resmi Diundur, Rencana Awal Dimulai Februari
Selama ini hanya ada dugaan-dugaan sumber penularan virus ini dari ular atau kelelawar, itupun muncul beberapa keraguan dalam beberapa penelitian lanjutannya karena biasanya virus disebarkan oleh burung.
Anggraeni mengatakan memang dengan berbagai informasi yang beredar mengenai virus ini, masyarakat banyak yang jadi panik.
Tidak sedikit warga yang cuma mengalami batuk dan pilek dan baru mengunjungi Singapura, Hongkong, atau negara lainnya yang terpar virus tersebut, merasa terkena virus corona.
"Banyak yang rata-rata karena kekhawatiran. Mereka menyatakan pada November, Oktober, dan bulan kapan, dari kota ini dan itu, merasa harus diperiksa, khawatir terkena virus corona," katanya.
Ada empat tingkatan atau kasus mengenai pendeteksian virus ini, katanya.
Pertama adalah kasus dalam pemantauan, yakni orang yang kurang dari 14 hari mengunjungi negara-negara yang terkonfirmasi terjadi kasus virus corona dan mengalami batuk, pilek, dan demam, tapi tidak mengalami pnemonia atau sesak napas dan perburukan kondisi yang cepat.
Status kedua adalah kasus orang dalam pengawasan, yakni orang yang kurang dari 14 hari mengunjungi negara-negara yang terkonfirmasi terjadi kasus virus corona dan mengalami batuk, pilek, dan demam, serta mengalami pnemonia atau sesak napas dan perburukan kondisi yang cepat.