Mengintip Permukiman Kumuh di Balik Dinding Sungai Citepus Bandung yang Kerap Meluap

Sungai Citepus di Kota Bandung disebut daerah aliran sungai yang kondisinya parah oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Permukiman kumuh di balik dinding Sungai Citepus Kota Bandung, yang kerap meluap, Selasa (14/1/2020). 

"‎Curah hujan kan satuannya milimeter. Biasanya pengalaman di tempat lain, di cekungan Bandung, hujan di atas 50 milimeter potensi banjir. Tapi khusus Sungai Citepus dan anak sungainya, Cianting, 20 sampai 25 milimeter saja air sungai meluap dan potensi banjir," kata dia.

Kata Dian, itu tidak lepas dari ‎kondisi Sungai Citepus dan Sungai Cianting anak sungainya yang banyak berubah.

"Kondisi sungainya sempit dan dangkal. Di sekitarnya sudah banyak bangunan. Memang kemarin ada tol air di Pagarsih, tapi setelah itu ada bottleneck," ujar Dian.

Di sisi lain, pemerintah memang sudah membangun kolam retensi Citepus untuk mengurangi beban volume air di sungai itu.

"Memang sudah berfungsi. Tapi belum optimal karena daya tampungnya, 15-20 menit hujan deras sudah penuh. Jadi memang harus banyak kolam tampungan di sekitar hulu," ujar Dian.

Solusi jangka panjang untuk mencegah luapan Sungai Citepus memang perlu pembebasan lahan sekitar daerah aliran sungai. Tapi itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

"Solusinya membuat ground tank atau kolam tampungan di setiap lahan di kantor pemerintah," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved