Mengintip Permukiman Kumuh di Balik Dinding Sungai Citepus Bandung yang Kerap Meluap

Sungai Citepus di Kota Bandung disebut daerah aliran sungai yang kondisinya parah oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Permukiman kumuh di balik dinding Sungai Citepus Kota Bandung, yang kerap meluap, Selasa (14/1/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sungai Citepus di Kota Bandung disebut daerah aliran sungai yang kondisinya parah oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC). Hujan deras dengan curah hujan 20 milimeter perdetik saja, sungai bisa meluap.

Dampak yang biasa terjadi, banjir di kawasan Pasteur hingga Pagarsih Kota Bandung.

Pantauan Tribunjabar.id, di Sungai Citepus tepatnya di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo, sampah plastik bekas rumah tangga berserakan di dasar sungai. Sebagian nyangkut sebagian terbawa air.

Posisi sungai berada dekat dengan landasan pacu Bandara Husein Sastranegara dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga.

Di kiri dan kanannya termasuk yang berada di balik dinding Sungai Citepu, merupakan perumahan padat penduduk.

Di antaranya permukiman kumuh beratap asbes, minim penerangan dan luasnya tidak lebih dari 10 meter persegi.

Pipa-pipa saluran pembuangan air dari rumah dibuang langsung ke sungai. Jendela rumah pun tampak menghadap ke sungai.

Seorang pemulung berjalan di dasar Sungai Citepus kemudian masuk ke lubang di dinding sungai yang tersambung ke permukiman kumuh, Selasa (14/1/2020).
Seorang pemulung berjalan di dasar Sungai Citepus kemudian masuk ke lubang di dinding sungai yang tersambung ke permukiman kumuh, Selasa (14/1/2020). (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

"Kalau di utara sudah gelap kemudian turun hujan deras, air sungai pasti naik. Bagian belakang rumah saya menghadap ke sungai, saat air naik, air bisa sampai jendela. Kalau paling parah, bisa masuk ke rumah. Tapi ini resiko tinggal di pinggir sungai," ujar Asep Kosasih (40), warga di pingiran Sungai Citepus Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo, Selasa (14/1/2020).

Asep menempati lahan milik pengelola Lanud Husein Sastranegara.

Menurutnya, kondisi saat ini membaik setelah Pemkot Bandung membangun Danau Retensi Citepus.

"‎Sebelum ada Danau Retensi Citepus, air sungai ini meluap membanjiri pemukiman warga. Jadi jika air sungai sedang tinggi, otomatis airnya masuk atau parkir dulu ke kolam retensi. Kalau kolam retensi penuh, air disedot kembali kemudian dibuang lagi ke sungai," kata Hendi, operator jaga Danau Retensi Citepus.

Menurutnya, Sungai Citepus di bantaran sungainya sudah banyak dihuni pemukiman warga. Sehingga, wajar saja jika air meluap.

"‎Jadi Sungai Citepus ini kalau hujan dapat kiriman juga dari sungai kecil lainnya. Kalau Danau Retensi Citepus sudah penuh, pasti ke Pagarsih banjir," kata dia.

Ada Usman (49), warga sekitar yang berprofesi sebagai pemulung. Sebagai gambaran, dasar sungai hingga pemukiman warga ketinggiannya‎ sekitar 5 meter.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved