Kisah Dibalik Peristiwa Gerhana pada Masa Rasulullah, Bersamaan dengan Wafatnya Putra Rasulullah SAW
Fenomena langit gerhana juga pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, ada kisah dibalik penjelasan hikmah dan makna terjadinya gerhana.
Diterangkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ ؛ فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
”Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini (yakni gerhana, pent), tidaklah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun Allah hendak menakut-nakuti para hamba-Nya dengannya. Apabila kalian melihatnya, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan istighfar (memohon ampun) kepada-Nya” (HR. Bukhori dan Muslim).
Dilansir dari sumber yang sama, Imam Ibnu Katsir menasihatkan hal yang sama.
Menurutnya, sebaik-baiknya seorang mukmin adalah mereka yang berpikir (insyaf) saat Allah SWT mendatangkan cobaan kepadanya, baik berupa kenikmatan maupaun musibah.
Dalam Kitab Fathul Bari hadist nomor 2519 dijelaskan datangnya gerhana demikian hendaknya dijadikan peringatan agar umat mukmin khususnya melakukan tujuh hal.
Di antaranya, shalat gerhana (shalat kusuf untuk gerhana matahari, shalat khusuf untuk gerhana bulan).
Selain shalat mukmin juga beristigfar, beroda memohon keselamatan, menyerukan takbir, dizikir, shodaqah dan memerdekakan budak.