Kisah Dibalik Peristiwa Gerhana pada Masa Rasulullah, Bersamaan dengan Wafatnya Putra Rasulullah SAW

Fenomena langit gerhana juga pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, ada kisah dibalik penjelasan hikmah dan makna terjadinya gerhana.

Editor: Hilda Rubiah
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Gerhana bulan terlihat di Pantai Kenjeran, Surabaya, Sabtu (4/4/2015) petang. Puncak gerhana bulan tersebut berlangsung lebih pendek dari biasanya, hanya 4 menit 43 detik. 

Huwallażī ja'alasy-syamsa ḍiyā`aw wal-qamara nụraw wa qaddarahụ manāzila lita'lamụ 'adadas-sinīna wal-ḥisāb, mā khalaqallāhu żālika illā bil-ḥaqq, yufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya'lamụn

Artinya:

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)."

"Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

Demikian dari tanda-tanda itu melalui gerhana inilah supaya umat manusia hendaknya bertaubat dan mengingat kepada-Nya.

Sehingga manusia kembali menyadari betapa kuasanya Allah SWT, Maha Pencipta Segalanya.

Bagaimana Allah SWT berkehendak atas apa yang terjadi di bumi dan kehidupan ini.

Termasuk tanda-tanda atau peringatan yang mendatangkan musibah.

BREAKING NEWS, Ada Mayat Mengambang di Danau Kampus ITB Jatinangor, Warga Pun Heboh

Saksikan Gerhana Matahari Cincin, Begini Hikmah dan Pesan Tersirat dari Fenomena Gerhana dalam Islam

Dikutip dari muslim.or.id, sebagaimana hal itu juga diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al A’raf: 130.

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran”.

Adapula firman Allah SWT lainnya untuk memberikan pelajaran bagi orang-orang munafik.

أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) memperhatikan bahwa mereka selalu ditimpa bencana sekali atau dua kali setiap tahun?! Namun mereka tidak (juga) mau bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran” (QS. At Taubah: 126).

Meski demikian gerhana bukanlah suatu bentuk musibah, namun Rasulullah memerintahkan agar umatnya segera bertaubat dan berdzikir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved