Banjir di Kabupaten Bandung

Ketinggian Air Sungai Citarum Langsung Turun 1 Meter Setelah Terowongan Nanjung Dibuka, Tadi Malam

Saat ketinggian air di Citarum mencapai puncaknya, pihaknya pun membuka satu dari dua Terowongan Nanjung pada pukul 23.14.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
tribunjabar/syarif abdussalam
Terowongan Nanjung 

"Terowongan nanjung miliki tugas terakhir dari pekerjaan-pekerjaan di hulunya. Airnya akan masuk ke Citarum dan tugas terowongan ini melepas air ke Saguling. Pekerjaan yang dikerjakan sampai saat ini 95 persen, pengerjaan dua terowongan sudah selesai," kata Bob saat menerima kunjungan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Bupati Bandung Dadang Nasser di lokasi pembangunan Terowongan Nanjung, Sabtu (16/11).

Di bagian outlet terowongan, katanya, ada sedimen trap untuk mengumpulkan sedimentasi sampai 6.000 meter kubik sedimentasi. Di kawasan ini, dibangun juga jembatan sepanjang 80 meter untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan dan 1,1 kilometer jalan inspeksi.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan terowongan ini adalah salah satu dari 16 pekerjaan normalisasi yang tengah dikerjakan di Citarum untuk mengatasi banjir. Selain normalisasi sungai, pembuatan floodway, sampai oxbow, pemerintah tengah membangun kolam retensi selain di Cieunteung.

Dari 16 proyek itu, yang terbesarnya adalah pembangunan terowongan dua jalur untuk mengalirkan air yang sering melambat di daerah Curug Jompong yang sering kali membuat air itu berbalik kanan ke lokasi banjir karena berkelok-kelok dan banyak batu besar.

"Insyaallah terowongan pengaliran air Citarum ini pada pertengahan Desember sudah akan selesai dan dirapi-rapi sedikit sehingga di awal tahun 2020 itu bisa berfungsi. Mudah-mudahan masyarakat Jawa Barat masyarakat yang terdampak banjir bisa melihat apresiasi terhadap apa yang dilakukan pemerintah ini sudah sangat optimal tapi tidak ada istilah jamin bebas banjir ya, itu istilahnya kualat lah," kata gubernur yang akrab disapa Emil ini.

Dengan hitungannya, katanya, kalau 16 proyek ini lancar, sekitar 700 hektare lahan yang dulu biasanya rutin terbanjiri luapan sungai, bisa bebas banjir. Sisanya, dapat lebih cepat surut banjirnya, tidak sampai memakan waktu berhari-hari.

"Kami informasikan kami sedang membebaskan lahan karena akan berkomitmen membuat Cieunteung-Cieunteung yang baru karena Cieunteung sendiri saja tidak cukup. Kami sudah membebaskan 4,5 hektare lahan untuk persiapan kolam retensi di Andir. Kemudian Pak Bupati siapkan 10 hektare di daerah hulunya," katanya.

Normalisasi Sungai Citarum, katanya, akan terus dilakukan sampai tahun 2024 sesuai dengan Perpres tentang Penanggulangan Citarum, baik kejernihannya maupun pengendalian banjirnya.

"Tadi sudah dirapatkan dengan warga kalau ada penggalian sedimen yang sudah dilakukan itu dioptimalkan dan kita akan maksimalkan tempat pembuangannya supaya tidak digali kemudian ditaruh di pinggir sungai Citarum dan akhirnya kembali lagi ke sungai," katanya.

Emil menitipkan mayoritas problemnya adalah masih banyak warga sepanjang sungai dari Cisanti di Kabupaten Bandung sampai Muara Gembong di Bekasi ini yang buang sampah langsung ke sungai.

"Masalahnya kalau buang sampah satu mungkin masih bisa terkendali, tapi kalau juta-juta orang yang hadir di sepanjang Citarum ini buang sampah, itu yang membuat jadi masalah. Jadi saya imbau sambil kami pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat, BBWS, dengan pemerintah provinsi dan daerah, warga juga turut membantu dengan mengubah perilakunya yang membuat sungai penuh sampah menjadi berkurang," katanya. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved