Banjir di Kabupaten Bandung

Ketinggian Air Sungai Citarum Langsung Turun 1 Meter Setelah Terowongan Nanjung Dibuka, Tadi Malam

Saat ketinggian air di Citarum mencapai puncaknya, pihaknya pun membuka satu dari dua Terowongan Nanjung pada pukul 23.14.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
tribunjabar/syarif abdussalam
Terowongan Nanjung 

TRIBUNJABAR.ID - Hujan deras yang turun merata di Bandung Raya dan sekitarnya menyebabkan tinggi permukaan air Sungai Citarum sempat naik menjadi 660,2 meter di atas permukaan laut (mdpl), Selasa (17/12).

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pun langsung mengoperasikan Danau Retensi Cieunteung dan membuka satu pintu air Terowongan Nanjung untuk mempercepat aliran air Citarum di Curug Jompong.

Kepala BBWS Citarum, Bob Arthur Lombogia, mengatakan hujan yang turun deras dan merata dari siang sampai malam hari tersebut membuat air dari anak-anak sungai mengalir deras ke Sungai Citarum.

Saat ketinggian air di Citarum mencapai puncaknya, pihaknya pun membuka satu dari dua Terowongan Nanjung pada pukul 23.14.

"Kami langsung bergerak, satu terowongan kami buka. Karena hujan terus turun dan air mengalir deras ke Citarum dari mana-mana, Pukul 00.00 dan 02.30 ketinggian air masih 660,2 mdpl. Tapi pagi ini (08.00), ketinggian air sudah turun jadi 559,06 mdpl, jadi turun 1,14 meter dalam beberapa jam," kata Bob saat dihubungi, Rabu (18/12).

Bob mengatakan penurunan permukaan air Sungai Citarum ini terbilang lebih cepat daripada sebelum pengoperasian satu terowongan tersebut. Satu terowongan ini dibuka secara manual karena memang masih dalam pengerjaan. Kedua terowongan baru bisa dioperasikan maksimal pada awal 2020.

"Kalau air besar sekali, baru buka dua-duanya. Kita belum maksimal memakai keduanya karena ada pembenahan alat di pintu airnya. Sebetulnya itu kami buka secara manual, seharusnya elektrikal mekanikal. Sementara dirangkai alat elektrikal mekanikalnya, kita semalam buka pintu secara manual," katanya.

Semalam pun, katanya, pihaknya mengoperasikan Danau Retensi Cieunteung dengan mengoperasikan pompanya secara maksimal. Akhirnya, kawasan di sekitar Sungai Cigado pun tidak terkena banjir.

"Tadi malam kita operasikan Cieunteung saat air mulai naik, petugas diturunkan untuk operasikan pompa. Cieunteung berfungsi atasi banjir di bagian atas kolam retensi, sekitar Sungai Cigado. Kata staf kami, Sungai Cigado tidak meluap, artinya Cieunteung sudah menjalankan fungsinya, air dibuang ke Citarum," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Pembangunan Terowongan Nanjung yang dibuka saat banjir kali ini terletak di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Proyek tersebut mulai dikerjakan sejak 2018 dengan nilai kontrak Rp 316 miliar.

Diameter dua terowongannya adalah 8 meter dan panjang 230 meter.

Terowongan ini berfungsi meningkatkan kapasitas aliran Sungai Citarum di kawasan Nanjung yang semula 570 meter kubik per detik, menjadi 669 meter kubik per detik.

Dengan demikian, terowongan ini mempercepat aliran Sungai Citarum saat banjir sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Selatan Bandung.

Terowongan ini satu sistem dengan belasan program yang juga dilakukan BBWS Citarum, yakni normalisasi Upstream Citarik, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, sampai Floodway Cisangkuy. Sistem ini akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum sehingga mengurangi luas genangan sekitar 700 hektare.

Bob mengatakan total luas genangan banjir semula sebelum sistem ini rampung adalah 3.461 hektare. Luas genangan ini akan berkurang menjadi 2.761 hektare setelah semua proyek rampung. Jumlah keluarga yang terbebas dari banjir pun diperkirakan sampai 14.000 keluarga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved