Mahasiswa ITB Meninggal
Viral Mahasiswa ITB Meninggal Setelah Nonstop Kerjakan Skripsi, Ini Efek Mematikan Kebanyakan Kerja
Kisah Jehuda Christ Wahyu, mahasiswa ITB yang dikabarkan meninggal dunia setelah mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tak tidur-tidur viral.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNJABAR.ID - Kisah Jehuda Christ Wahyu, mahasiswa ITB yang dikabarkan meninggal dunia setelah mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tak tidur-tidur viral di media sosial.
Menurut informasi yang dihimpun TribunJabar.id, Jehuda wafat pada 24 November 2019.
Ia sempat memeriksa kesehatannya ke beberapa rumah sakit, namun hasil diagnosisnya berbeda-beda.
Hingga akhirnya, takdir berkata lain, Jehuda dipanggil menghadap Yang Mahakuasa.
Kini, tak sedikit yang bertanya, apa saja bahaya dari mengerjakan sesuatu secara terus menerus tanpa istirahat, apalagi sampai berhari-hari.
Menurut laman Kompas.com, bekerja terlalu banyak bisa berakibat negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Awalnya, seseorang yang terlalu banyak bekerja bakal mengalami stres kronis.
Setelah mengalami stres kronis tersebut, Anda kemudian bakal mengalami tekanan yang berlanjut pada timbulnya gejala seperti tekanan darah naik, nyeri di dada, hingga seperti sakit perut.
• Pesan Menyayat Hati Mahasiswa ITB yang Meninggal Setelah Nonstop Kerjakan Skripsi, Hatinya Hancur
Tak hanya itu, stres juga dapat mengganggu tidur, dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Lama-kelamaan, akibat kurang tidur itu, Anda dapat mengalami perlambatan metabolisme tubuh, sulit berkonsentrasi, hingga meningkatkan rasa lapar.
Sementara itu, dikutip dari laman Hellosehat.com, Minggu (1/12/2019), ada dua risiko serius yang diakibatkan oleh terlalu banyak bekerja.
Dua risiko tersebut adalah serangan jantung dan stroke.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Medis Pelayanan Ritme Jantung dari Salt Lake City, Utah, Dr. John Day, dalam website pribadinya.

Dr John memaparkan dua risiko tersebut berdasarkan studi yang dipublikasikan The Lancet pada 2015.
Adapun studi itu dilakukan melibatkan 603.838 orang dari Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.