Mahasiswa ITB Meninggal

Kata Wakil Rektor ITB, Mahasiswa yang Meninggal Usai Kerjakan Skripsi 7 Hari 7 Malam, Idap Penyakit

Wakil Rektor ITB menanggapi soal kabar seorang mahasiswa meninggal setelah mengerjakan skripsi tujuh hari tujuh malam, viral di media sosial.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Kolase Tribun Jabar
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Miming Miharja memberi keterangan terkait seorang mahasiswa ITB yang dikabarkan di medua sosial meninggal dunia usai 7 hari 7 malam mengerjakan skripsi tanpa tidur. 

"Sudah lulus dan siap diwisuda. Tapi keburu dirawat, tapi sudah sarjana. ‎Urusan akademik sudah selesai," katanya.

Pesan Menyayat Hati Mahasiswa ITB yang Meninggal Setelah Nonstop Kerjakan Skripsi, Hatinya Hancur

Viral Mahasiswa ITB Meninggal Setelah Nonstop Kerjakan Skripsi, Ini Efek Mematikan Kebanyakan Kerja

Akibat Terlalu Banyak Berkerja

Menurut laman Kompas.com, bekerja terlalu banyak bisa berakibat negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Awalnya, seseorang yang terlalu banyak bekerja bakal mengalami stres kronis.

Setelah mengalami stres kronis tersebut, Anda kemudian bakal mengalami tekanan yang berlanjut pada timbulnya gejala seperti tekanan darah naik, nyeri di dada, hingga seperti sakit perut.

Tak hanya itu, stres juga dapat mengganggu tidur, dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Lama-kelamaan, akibat kurang tidur itu, Anda dapat mengalami perlambatan metabolisme tubuh, sulit berkonsentrasi, hingga meningkatkan rasa lapar.

Sementara itu, dikutip dari laman Hellosehat.com, Minggu (1/12/2019), ada dua risiko serius yang diakibatkan oleh terlalu banyak bekerja.

Dua risiko tersebut adalah serangan jantung dan stroke.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Medis Pelayanan Ritme Jantung dari Salt Lake City, Utah, Dr. John Day, dalam website pribadinya.

Dr John memaparkan dua risiko tersebut berdasarkan studi yang dipublikasikan The Lancet pada 2015.

Adapun studi itu dilakukan melibatkan 603.838 orang dari Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.

Membutuhkan waktu kurang lebih 8,5 tahun hingga akhirnya para peneliti menemukan risiko serangan jantung meningkat 13 persen pada individu yang telah bekerja lebih dari 55 jam dalam sepekan.

Sementara itu, risiko seseorang terkena stroke meningkat 33 persen pada orang yang bekerja lebih dari 55 jam dalam sepekan.

Kemudian, risiko terkena stroke juga meningkat pada orang-orang yang bekerja sekitar 40 jam sepekan.

Lebih lanjut Dr John menjelaskan mengapa kerja lembur itu berbahaya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved