Hari Guru Nasional
Tanggapi Pidato Mendikbud Nadiem Makarim, Ridwan Kamil : Pemprov dan Disdik Jabar Akan Terjemahkan
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan bersama Disdik akan menerjemahkan merealisasikan isi pidato Mendikbud Nadiem Makarim pada Hari Guru Nasional
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hari Guru Nasional menjadi momentum bagi para guru di Jawa Barat untuk berinovasi menciptakan kegiatan belajar yang lebih menyenangkan sekaligus berkualitas bagi para peserta didiknya.
Tidak melulu tentang memberikan hafalan pelajaran atau ujian, tetapi guru harus mampu lebih dekat dengan para peserta didik secara personal untuk bisa mengembangkan potensi mereka yang beragam.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat akan menerjemahkan dan merealisasikan isi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim pada Hari Guru Nasional.
• Hari Guru Nasional, Nadiem Makarim Ajak Guru Lakukan Perubahan Kecil Mulai dari Kelas
Salah satu pesannya, kata Ridwan Kamil, adalah memberikan rasa simpati kepada guru yang seringkali mengalami banyak kendala dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas.
"Kemudian mengajak guru-guru untuk membuat sebuah situasi belajar itu menjadi menyenangkan, tidak hanya urusan menghafalkan tapi juga mengajak anak-anak, salah satunya misalkan bakti sosial, berpetualang, kemudian melaksanakan kegiatan di mana anak-anak juga ikut interaktif," kata Ridwan Kamil seusai memimpin Upacara Peingatan Hari Guru di Gasibu, Senin (25/11/2019).
Ridwan Kamil mengatakan para peserta didik harus bisa didorong untuk berani menyampaikan gagasan atau mengajari temannya sendiri.
Dari pidato yang disampaikan Mendikbud tersebut, katanya, jangan sampai guru hanya memberikan pelajaran secara searah tanpa mendengar berbagai pandangan atau reaksi peserta didik dari pelajaran tersebut.
"Jadi perubahan-perubahan itu yang disampaikan dalam pidato Mendikbud, dan saya kira nanti kita akan terjemahkan yang dimaksud, supaya intinya tidak hanya monoton dengan kurikulum-kurikulum yang kebanyakan mungkin menghafal, dan guru-gurunya terbebani hal-hal administratif yang akhirnya waktu untuk berkreativitas dalam belajar mengajar menjadi kurang," katanya.
• Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Buat Hari Guru Nasional 2019 Viral di Medsos, Ini Isi Naskahnya
Sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah, katanya, tentu Pemprov Jabar akan menerjemahkan yang dimaksud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai kebijakan di Jawa Barat.
Namun Ridwan Kamil mengingatkan, setiap gagasan baru yang membuat para guru keluar dari zona nyaman pasti selalu menciptakan dinamika dan skeptisme.
"Saya mendukung Pak Menteri. Masalahnya kan bahasanya masih terlalu umum, belum diterjemahkan ke dalam hitungan-hitungan jam, teknisnya seperti apa," katanya.
Dalam sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dibacakan Ridwan Kamil, guru ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.
Setiap guru ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktunya habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.
"Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan," katanya.
Guru pun dinilai tidak jarang frustrasi karena tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.
Para guru pun tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagamaan sebagai prinsip dasar birokrasi.
Menteri pun meminta guru untuk berdiskusi dengan murid dan tidak hanya mendengar, memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri, dan menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan. (Sam)