MA Sentot, Pahlawan Nasional Asal Indramayu yang Terlupakan
MA Sentot merupakan sosok yang paling disegani oleh para penjajah pada masa kemerdekaan Republik Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - MA Sentot merupakan sosok yang paling disegani oleh para penjajah pada masa kemerdekaan Republik Indonesia.
Namanya pun tercatat sebagai salah satu pahlawan nasional yang dengan gagah berani menghadapi dan menekuk mundur pasukan Belanda dari Bumi Wiralodra.
Putra kedelapan MA Sentot, M Alam Sukmajaya mengatakan, meski memiliki peran penting dalam mengusir penjajah, namun ayahnya adalah pahlawan yang terlupakan.
Bukan tanpa alasan, pahlawan yang lahir di Blok Lapangan Bola Desa Plumbon Indramayu pada 17 Agustus 1925 itu merasa tersakiti pada masa orde baru oleh Soeharto sehingga namanya sekarang ini tidak banyak dikenang.
"Hal itu karena beliau ini seorang soekarnoisme sekali. Pas orde baru karena berbeda pandangan negara antara Soeharto dan Soekarno ia memutuskan untuk pensiun dini dari tentara," ucap dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya di Blok Sigrong Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Minggu (10/11/2019).
• Mau Berenang Sambil Makan Sepuasnya? Yuk Nikmati Sunday Brunch di Hilton Bandung
Ia menceritakan, karena pada masa orde baru, banyak dari orang-orang terdekat Soekarno memutuskan mundur, salah satunya, yakni MA Sentot.
Tidak banyak yang bisa dikuak dari sosok pahlawan yang satu ini. Hampir seluruh dokumen dan catatan beliau dibakar hanguskan karena rasa sakit hati.
M Alam Sukmajaya menyebutkan, ayahnya merupakan sosok yang berwiba dan keras. Ia juga tidak pernah mau bercerita tentang kisahnya dahulu.
"Setelah beliau wafat kami mencoba mencari dokumen-dokumen yang tersisa, ternyata benar ada foto-foto beliau dengan Bung Karno, Sultan Hamengkubuwono, Perdana menteri luar negeri, dan lain-lain," ucap dia.
MA Sentot juga dikabarkan sangat dekat dengan sosok Bung Karno. Mereka memiliki hubungan seperti ayah dan anak karena saking dekatnya.
• Jauh Tertinggal dari Kabupaten/Kota Tetangga, Buruh KBB Tolak Kenaikan UMK Tahun 2020
Namun, karena rasa sakit pada masa orde baru itu membuatnya tidak banyak dikenang. Pangkat terakhir beliau di militer, yakni Brigadir Jenderal (bintang satu).
"Seharusnya beliau itu sudah bintang empat, namun MA Sentot menolak untuk menandatangai kenaikan pangkatnya," ucapnya.
Dikisahkan M Alam Sukmajaya, ayahnya menolak menandatangani kenaikan pangkat itu lebih disebabkan oleh jiwa sederhana yang dimiliki beliau.
MA Sentot juga dikenal dengan sosok pahlawan yang tidak gila jabatan.