Misteri Mayat Dicor di Mushola Terkuak, Surono Dibunuh Anak dan Istrinya, Gara-gara Harta dan Asmara
Belakangan, kasus di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember itu sempat menggegerkan masyarakat setempat.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Hilda Rubiah
Misteri Mayat Dicor di Mushola Terkuak, Surono Dibunuh Anak dan Istrinya, Gara-gara Harta dan Asmara
TRIBUNJABAR.ID - Motif di balik pembunuhan Sugiono alias Surono alias Pak Wid (51) akhirnya terungkap.
Belakangan, kasus di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember itu sempat menggegerkan masyarakat setempat.
Pasalnya, jasad Surono ditemukan terkubur di mushola rumahnya.
Mengejutkannya, ternyata Surono tewas di tangan anak keduanya, Bahar Mario (25).
Aksi sadis Bahar bahkan dibantu oleh istri Surono, Busani (45).
Perlu diketahui, Surono dan Busani sudah menikah selama 29 tahun.
Mereka dikaruniai tiga orang anak.
• Kasus Mayat Dicor di mushola, Anak dan Istri Bersekongkol Bunuh Surono Gara-gara Uang dan Asmara
Namun, anak pertamanya meninggal.
Jadi, mereka tinggal memiliki dua anak, yaitu Bahar dan Fatim.
Fatim yang sudah berumahtangga tinggal bersama suaminya.
Sedangkan, Bahar yang kerap bekerja di Bali, ternyata masih meminta uang kepada orang tuanya.
Permasalahan Ekonomi dan Dendam

Setelah tujuh bulan, akhirnya kasus itu mulai terkuak.
Kapolres Jember AKPB Alfian Nurrizal mengatakan, motif pembunuhan Surono terkait dengan permasalahan ekonomi.
"Dan ada juga dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujarnya saat rilis pengungkapan kasus itu di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019), dikutip TribunJabar.id dari TribunJember.com.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Bahar merasa mendapatkan sedikit hasil dari penghasilan ayahnya.
Ia yang sudah menikah memang masih ikut dan minta uang ke orang tuanya.
Adapun Surono mencari nafkah dengan menjadi petani kopi.
Penghasilannya cukup banyak.
• BREAKING NEWS: Kasus Mayat Dicor di Mushola, Polisi Tetapkan Dua Tersangka, Siapa yang Membunuh?
Setahun sekali, dari hasil panen kopi, dia bisa mendapatkan penjualan dari Rp 90 sampai Rp 100 juta.
Tak hanya itu, Surono juga mendapatkan penghasilan tambahan dari komoditas pertanian lain yang ditanamnya.
Sementara itu, Busani ternyata juga merasa ia hanya mendapatkan sedikit dari penghasilan suaminya itu.
Ia meduga, uang suaminya diberikan kepada perempuan lain.
Hingga akhirnya, Busani bercerita keluh kesahnya itu kepada anaknya, Bahar.
Bahar pun memutuskan untuk membunuh ayahnya setelah mendengar cerita ibunya.
Anehnya, Busani tak melarang keinginan Bahar.
Bahar ternyata benar-benar membunuh ayahnya pada akhir Maret 2019.
"Anak korban S (Surono) yang bernama Bhr (Bahar) yang membunuh S. Dia memukul memakai linggis saat korban tidur. Sedangkan saudari B (Busani) membantu dengan mematikan lampu depan rumah," ujar Alfian.
Mengarang Cerita

Bahar yang sudah membunuh ayahnya sendiri lalu membawa kabur sebuah sepeda motor CBR.
Sepeda motor milik ayahnya itu dijual seharga Rp 19 juta.
Pada Mei 2019, Busani memilih menikah siri dengan pacarnya, Jumarin (Jm).
"Kalau J (Jm/Jumarin) tidak mengetahui jika korban S sudah meninggal dan dikubur di rumah itu. Pada Mei 2019, tersangka B (Busani) menikah siri dengan J. Mereka kemudian tinggal di rumah tersebut, sebelum akhirnya 15 hari sebelum kasus ini terbongkar, B dan J ini sudah berpisah alias tidak memiliki hubungan lagi," kata Alfian.
Busani akhirnya menikmati hasil penjualan kopi milik Surono.
Pada Agustus 2019, ia memperoleh Rp 100 juta.
• Rumah Tempat Mayat Dicor di Mushola Kini Angker, Tak Ada Warga yang Berani Masuk, Gotong Royong Jaga
Namun, Bahar tak kebagian hasil penjualan tersebut.
Bahar menduga, hasil penjualan kopi itu dinikmati ibunya dengan suami sirinya.
Bahar pun akhirnya pulang dari Bali.
Sesampainya di kampungnya, ia mengarang cerita kepada Kepala Dusun Juroju Misri bahwa ayahnya telah meninggal dunia.
Saat itu Bahar mengaku mendapatkan cerita dari ibunya kalau pembunuh ayahnya adalah Jm.
Dari situlah kasus tersebut mulai terkuak.
Polisi kini menetapkan Bahar dan Busani sebagai tersangka pembunuhan Surono.