Main HP Non-Stop Sambil Tiduran di Kamarnya, Pemuda Ini Sesak Nafas dan Kegagalan Fungsi Jantung
Banyak hal yang bisa menyebabkan kecanduan ini. Mulai dari game atau hanya sekedar asyik berselancar di media sosial.
Kasus di atas pastinya bisa jadi pelajaran untuk Sobat Nextren semua supaya tidak terlalu bergantung dengan HP kesayangan kalian.
Apalagi sampai tidak melakukan aktivitas apa-apa seperti Ah Wah. (Nextren)
Gangguan Mental
Badan Kesehatan Dunia, WHO, resmi mengkategorikan kecanduan bermain game sebagai gangguan mental.
Keputusan WHO tersebut dituangkan dalam International Classification of Diseases edisi terbaru atau ICD-11.
Menurut WHO, gangguan bermain game dimasukkan sebagai salah satu kondisi kesehatan mental yang dapat didiagnosis secara medis.
Penetapan tersebut gangguan atau kecanduan game harus didiagnosis dengan penuh kehati-hatian.
Seseorang yang selalu bermain game tidak bisa serta merta dianggap telah kecanduan.
Gangguan ini baru terjadi ketika kebiasaan bermain game mengganggu kehidupan mereka.
Dalam ICD-11, WHO menulis bahwa gangguan bermain video game adalah “pola bermain game yang terus-terusan atau berulang” di mana orang tersebut kehilangan kontrol akan perilakunya.
Seseorang yang mengalami gangguan ini menjadikan bermain game sebagai prioritas di atas aktivitas lainnya dan terus bermain meski mengalami konsekuensi negatif semisal kerusakan hubungan dengan keluarga, hubungan sosial, pekerjaan dan lainnya.
Gejala ini harus dialami setidaknya selama setahun sebelum seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan bermain game; sehingga menurut Dr Shekhar Saxena yang merupakan pakar kesehatan mental untuk WHO, hanya sedikit orang yang bermain video game dapat didiganosis mengalami kecanduan.
Pro dan kontra Keputusan WHO ini jelas menimbulkan reaksi pro dan kontra dari para ahli.
Pasalnya, banyak asosiasi psikiatri, termasuk APA di Amerika Serikat, yang memutuskan untuk tidak memasukkan kecanduan game sebagai salah satu jenis gangguan mental.
Ketika memublikasikan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) pada 2013, APA berkata bahwa tidak ada cukup bukti untuk menganggap kecanduan ini sebagai sebuah kondisi kesehatan mental yang unik.