Dua Balon Rektor Unpad Ini Bantah Tidak Setuju Terkait Hak Suara Menristekdikti Sebesar 35 Persen
Sembilan bakal calon rektor Unpad Periode 2019-2024 telah memaparkan program serta gagasannya dalam rapat pleno terbuka senat akademik
TRIBUNJABAR.ID - Sebanyak 9 orang bakal calon rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Periode 2019-2024 telah memaparkan program serta gagasannya dalam rapat pleno terbuka senat akademik, Kamis (19/9/2019).
Sembilan bakal calon Rektor Unpad itu ialah Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr., Sp.M(K)., M.Kes., Ph.D; Dr. Arry Bainus, M.A; Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc; Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt; Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum; Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., MSIE; Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA; Dr. Toni Toharudin, M.Sc; dan Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si,.
Sebelumnya sesuai dengan rilis yang diterima Tribun Jabar, Jumat (20/9/2019), sempat hangat diperbincangkan bahwa Lima Bakal Calon Rektor Universitas Padjadjaran menyatakan tidak setuju apabila Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( Menristekdikti) memiliki 35 persen hak suara di pemilihan Rektor pada perguruan tinggi berstatus PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum).
Sikap ke Lima dari sembilan bakal calon itu yakni Arry Bainus, Hendarmawan, Keri Lestari, Reiza D. Dienaputra, dan Toni Toharudin terlihat pada salah satu sesi Sosialisasi: Paparan Bakal Calon Rektor Unpad Periode 2019-2024 yang digelar di Ruang Serba Guna Gedung 2 Rektorat Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Selasa, 17 September 2019 yang dipandu oleh pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Effendi Gazali.
• Bicara Revisi UU KPK, Calon Rektor Unpad Keri Lestari Sebut Sikap Akademisi Harus Berdasarkan Kajian
• Ini Sekilas tentang Visi Misi dari Sembilan Bakal Calon Rektor Unpad Periode 2019-2024
• Ini 9 Nama Bakal Calon Rektor Unpad 2019-2024 yang Telah Paparkan Visi Misinya
Perlu diketahui bahwa, perguruan tinggi berstatus PTNBH, pemilihan rektor dilakukan oleh Majelis Wali Amanat (MWA). Salah satu unsur dalam MWA ialah Menristekdikti sebagai representasi pemerintah pusat. Dalam pemilihan rektor, ia mendapat hak suara 35 persen dari jumlah suara. Artinya, jika MWA Unpad beranggotakan 17 orang, maka seorang Menristekdikti pada pemilihan itu bernilai 6 suara dari total 17 suara.
Salah bakal calon rektor Unpad, Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc membantah ketidaksetujuan apabila Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi memiliki 35 persen.
"Sebetulnya, kan ditanya itu terhadap penilai 35 persen, dan saya terbayang itu basicnya dalam pemilu, tapi saya punya prinsip bahwa Menteri itu harus punya suara," ucapnya
Ia menambahkan, mengenai angka 35 persen itu, sebagai saran bukan tidak setuju. Namun, diperhitungkan karena ketentuan yang sebelumnya suara Kemenristikdikti utk memilih salah satu dari 3 orang calon rektor dan sekarang ada 6 calon rektor.
• Baliho Pemilihan Rektor Unpad di Jatinangor Roboh, Timpa Pengendara Sepeda Motor
• Pendaftaran Calon Rektor Unpad Ditutup Kemarin, Ada 11 Bakal Kandidat
"Apakah angka 35 persen itu masih relevan atau tidak apakah harus naik atau turun. Kalau ternyata dari 6 itu hanya pilihan dari MWA hanya 2 mungkin Mentri bisa saja naik 35 persen, harusnya ada klasifikasi kalau memang dianggap itu. Justru saya setuju bagaimana atau sebesar apapun itu memang harus ada suara Menteri karena kampus ini yang punyanya pemerintah," ucapnya.
Hal senada diutarakan Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt menilai bahwa pada prinsipnya bukan tidak setuju.
"Ukuran itu yang ingin kita lihat biasanya kalau 35 persen itu untuk tiga kandidat calon rektor, sekarang ada 6 kandidat apakah masih relevan yang 35 persen itu atau mungkin lebih atau malah kurang, sayangnya moderator tdk mengeksplor lebih lanjut," ucapnya.
“Saya percaya pak Mentri akan memperhatikan Program para kandidat dalam memberikan suaranya, tinggal bagaimana panitia menyampaikannya pada beliau”
Pihaknya meyakini bahwa Menristekdikti mencari tim yang bisa mendukung terhadap pencapaian programnya.
"Kepada siapapun beliau memberikan suara dengan persentasi berapapun itu, berdasarkan kesesuaian program calon rektor dengan program di Kemenristekdikti. Tapi intinya saya setuju pak Mentri harus mempunyai suara mayoritas karena Unpad ini bagian dari NKRI dalam koridor pendidikan tinggi yang menjadi tanggung jawab Kemenristekdikti," ucapnya.

Dalam pemaparan rapat pleno terbuka, Keri memaparkan gagasan bagi Unpad untuk meraih top 500 World Class University.
"Intinya adalah Unpad mempunyai modal kuat yang sudah dirintis oleh para pendahulu sejak dilahirkannya Unpad 1957, sebagai penerus ingin memberikan juga gagasan-gagasan agar Unpad mencapai keunggulan sesuai dengan tantangan dijamannya," ucapnya.