Kesehatan

Jangan Sepelekan Nyeri Sendi, Bila Sudah Berat Akan Bunyi Krek-krek dan Jadi Kaku, Ini Kata Dokter

Awas, nyeri sendi bisa dialami siapa saja dan bila sudah berat akan bunyi krek-krek dan bisa jadi kaku

Penulis: Siti Fatimah | Editor: Dedy Herdiana
Istimewa
Jangan abaikan nyeri lutut. 

Awas, nyeri sendi bisa dialami siapa saja dan bila sudah berat akan bunyi krek-krek dan bisa jadi kaku

TRIBUNJABAR.ID -- Awas, nyeri sendi bisa dialami siapa saja.

Terlebih, ketika kerap mengalami nyeri sendi bahkan saat sedang tidak beraktivitas, maka nyeri sendi seperti ini harus diwaspadai.

Karena bisa saja Anda mengalami Osteoartritis atau penipisan tulang rawan sendi, dan bila sudah berat akan bunyi krek-krek dan bisa jadi kaku.

Untuk itu perlu diketahui juga apa itu Osteoartritis, gejala, serta cara penanganan yang tepat.

Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi, Konsultan Panggul dan Lutut (Adult Reconstruction, Trauma and Sport) Santosa Hospital Bandung Central, Azeta Arif.,dr., M.Kes.,SpOT(K) mengatakan, Osteoartritis adalah sesuatu keadaan dimana tulang rawan sendi mengalami kerusakan, penipisan dan akhirnya hilang sama sekali.

Pemerintah Daerah Ini akan Bantu Iuran BPJS Kesehatan Warga, Kecuali Para Perokok

Iuran BPJS Kesehatan Naik, Beban APBD Indramayu Bakal Meningkat, Sekarang Saja Setahun Rp 55 M

Tulang rawan berfungsi melapisi ujung tulang pembentuk sendi agar tulang tidak saling bergesekan secara langsung, sehingga sendi dapat bergerak tanpa hambatan dan rasa sakit.

"Osteoartritis adalah penyebab utama nyeri sendi, khususnya lutut dan panggul, pada orang berusia di atas 45 tahun. Osteoartritis sama sekali berbeda dengan Osteoporosis (keropos tulang). Istilah yang lebih populer (meskipun salah kaprah) untuk penyakit Osteoartritis adalah pengapuran sendi," katanya.

Kenyataannya pada Osteoartritis sama sekali tidak terbentuk kapur di dalam sendi, tetapi terjadi proses penipisan (aus) tulang rawan.

Oleh karena itu, nama yang benar adalah penipisan tulang rawan sendi, bukan pengapuran sendi.

Masyarakat dan beberapa dokter bahkan salah beranggapan bahwa penyakit Osteoartritis disebabkan oleh berkurang atau keringnya cairan sendi (istilah awam “pelumas” atau “oli”).

Pada Osteoartritis memang terjadi penurunan mutu cairan sendi, tetapi jumlahnya tidak berkurang atau habis, sehingga istilah “pelumas kering” atau “oli sendi kering” adalah pengertian yang keliru karena penyebab osteoartritis adalah penipisan tulang rawan, bukan penurunan volume cairan sendi.

Pada beberapa pasien volume cairan sendi justru bertambah banyak (bukan berkurang), sehingga sendi membengkak.

Cairan sendi mengundang banyak asam hyaluronat yang berfungsi sebagai nutrisi sel-sel tulang rawan.

Pada Osteoartritis terjadi penurunan kadar asam hyaluronat, bukan penurunan volume cairan sendi.

Menjadi jelas juga bahwa pada Osteoartritis sama sekali tidak terjadi proses pembentukan kapur (pengapuran), sehingga istilah “pengapuran sendi” yang selama ini dipakai oleh masyarakat awam dan para dokter merupakan istilah yang keliru.

Istilah “pelumas/oli” mengering juga salah. Padanan bahasa indonesia yang lebih tepat untuk osteoartritis adalah “Penipisan tulang rawan sendi”, bukan “pengapuran sendi”.

Sendi Jadi Bunyi dan Kaku

Bila lapisan tulang rawan sendi normal, saat sendi digerakkan, yang saling bergesekkan adalah tulang rawan, sedangkan tulang tidak bergesekkan secara langsung.

Jika sendi telah mengalami Osteoartritis, tulang rawan mengalami kerusakan dan aus sehingga menjadi lebih tipis dengan permukaan yang tidak halus-rata lagi.

Saat sendi bergerak, ujung kedua tulang pembentuk sendi akan bergesekan secara langsung karena tulang rawan yang melapisi ujung tulang telah menipis.

Kerusakan dan penipisan tulang rawan memicu terjadinya proses peradangan sendi (melalui terbentuknya beberapa zat kimia tertentu di dalam sendi), sehingga sendi terasa nyeri dan kadang kadang membengkak.

Jika penipisan semakin berat sehingga tulang rawan hilang sama sekali, maka ujung tulang pembentuk sendi saling bergesekan secara langsung sehingga menimbulkan rasa nyeri yang berat dan gangguan mekanis berupa bunyi “krek-krek” dan sendi menjadi kaku. (Tribun Jabar/ Siti Fatimah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved