Dishub Kota Bandung Luncurkan Aplikasi Smart Passenger, Tarif Khusus TMB dan Bus Ramah Disabilitas

Dishub Kota Bandung meluncurkan dua fasilitas terbaru guna memaksimalkan pelayanan transportasi umum bagi masyarakat Kota Bandung

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Cipta Permana
Kadishub Kota Bandung, Ricky EM Gustiadi (baju hitam) dan Sekda Kota Bandung (seragam korpri) menyaksikan proses uji coba transportasi bus ramah disabilitas yang diluncurkan oleh Dishub Kota Bandung dalam rangka memeriahkan Hari Perhubungan Nasional 2019 tingkat Kota Bandung dan Hari Jadi Kota Bandung ke-209 di Terminal Leuwi Panjang, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Minggu (17/9/2019). 

"Berdasarkan hasil rapat kami dengan teman-teman komunitas disabilitas Kota Bandung yang membutuhkan sarana transportasi publik yang ramah disabilitas, maka hari ini kami luncurkan dua unit armada bus khusus disabilitas tersebut dan akan beroperasi secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan permintaan teman-teman disabilitas," ujarnya di lokasi yang sama.

Yudhiana menjelaskan, alasannya menggunakan teknologi hidrolik buatan lokal, disebabkan belum tersedianya bus low deck di tanah air yang menjadi sebetulnya menjadi target dari ketersediaan bus ramah disabilitas tersebut.

Sehingga sementara dengan ketersediaan anggaran yang ada, pihaknya mewujudkan kebutuhan transportasi disablitas menggunakan bus ukuran tiga perempat standar yang telah di modifikasi.

"Kelebihan dari bus disabilitas ini, selain ketersediaan hidrolik yang dapat memudahkan penyandang disabilitas kursi roda dan tuna daksa, kedepan kami akan menambah beberapa fasilitas yang dapat mengakodir kebutuhan penyandang disabilitas lainnya, seperti penanda lampu bagi disabilitas tuna rungu, dan informasi audio bagi tuna netra, serta disabilitas lainnya," ucapnya.

Disinggung terkait besaran tarif yang ditetapkan, Ia mengaku belum menetapkan tarif alias gratis karena menggunakan anggaran yang ada hingga akhir 2019 seraya terus dilakukannya evaluasi.

"Kedepan ketersediaan bus ramah disabilitas akan terus kami tambah, tapi tetap melihat ketersediaan anggaran yang ada, apalagi saat ini seperti kita ketahui APBD Kota Bandung belum memungkinkan dilakukannya hal itu. Maka mungkin tahun depan akan kami coba perjuangkan adanya penambahan ini, karena kami ingin ada penambahan delapan armada lagi, dengan dua unit di tiap koridor trayek, sehingga total sepuluh unit," katanya.

Sementara itu, salah seorang perwakilan komunitas disabilitas Kota Bandung, Aden Achmad (49) mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi political will dari Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan, dengan menghadirkan bus ramah disabilitas sebagai layanan sarana transportasi pemenuhan kaum disabilitas.

Meski demikian, menurutnya hal ini belum memenuhi kebutuhan pihaknya, sebab pihaknya justru menginginkan sarana transportasi umum bukan ekslusif yang hanya dikhususkan bagi penyandang disabilitas, melainkan inklusif sehingga para penyandang disabilitas dapat berbaur dan bergaul dengan masyarakat umum.

"Meski dari sisi kenyamanan belum seratus persen, karena ini merupakan pabrikan lokal, tapi kami sangat bersyukur bahwa pemerintah telah mau mengakomodir kebutuhan kami dari sisi ketersediaan sarana transportasi," ucapnya.

Ia pun berharap, pemerintah dapat menambah beberapa fasilitas lainnya yang dapat memenuhi seluruh lapisan masyarakat disabilitas di Kota Bandung.

"Kami berharap Dishub Kota Bandung dapat menambah jumlah armada dengan berbagai rute, untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 5000 orang penyandang disabilitas di Kota Bandung. Termasuk ketersediaan trans care, yaitu armada transportasi khusus yang dapat memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas kategori berat dan atau dapat dipanggil atau dipinjam bila sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya. (Cipta Permana).

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved