SDM 4.0 Harus Dipersiapkan Sebelum Industri Tekstil Dipindahkan ke Segitiga Rebana
Ayi mengatakan, perkembangan teknologi saat ini yang digunakan oleh sektor industri juga membutuhkan SDM yang harus mampu mengikuti konsep 4.0.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak Februari 2019, kawasan Segitiga Rebana (Cirebon - Patimban - Kertajati) sudah diproyeksikan sebagai kawasan segitiga emas ekonomi Jawa Barat.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil pun pernah mengatakan jika Rebana akan menjadi kawasan paling futuristik di Jabar.
Bahkan Ia berencana memindahkan industri tekstil yang saat ini ada di daerah Bekasi dan Karawang menuju kawasan Segitiga Rebana.
• UPDATE Ngeri ! Omid Mendapat 9 Jahitan Akibat Bus Persib Bandung Dilempar Batu, Ini Kata Rafi Ghani
• Laptop Gaming Hanya Rp 10 Jutaan, Simak Spesifikasinya di Sini!
• Jonatan Christie Ulang Tahun Hari Ini, Berikut Peristiwa Penting Lainnya di Tanggal 15 September
Guna menunjang kegiatan ekonomi di kawasan Rebana, Ridwan Kamil sudah mengajukan wilayah itu jadi Kasawan Ekonomi Khusus (KEK) industri.
Selain itu, Investor baru yang akan menanamkan modalnya untuk industri padat karya ini pun kemungkinan akan diarahkan ke kawasan tersebut.
Ditemui seusai pelantikan Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) Jawa Barat, Ketua Ikatsi Jabar, Ayi Karyana mengatakan, pembangunan kawasan industri baru membutuhkan persiapan yang super matang
Tidak hanya dari segi daerahnya, tetapi sumber daya manusia (SDM) yang bisa bekerja di industri ini pun perlu diperhatikan.
"Untuk sektor garmen, industri ini butuh banyak SDM. Kalau nanti industri sudah dibangun tapi SDM-nya tidak ada, susah juga siapa yang mau memproduksi," ujar Ayi di Mercure Nexa Bandung, Jalan Supratman No 66-68, Sabtu (14/9/2019).
Ayi mengatakan, perkembangan teknologi saat ini yang digunakan oleh sektor industri juga membutuhkan SDM yang harus mampu mengikuti konsep 4.0.
Untuk menunjang kualitas SDM 4.0, dalam waktu dekat Ikatsi Jabar berencana melakukan pelatihan kepada para ahli tekstil yang ada di seluruh daerah Jabar.
Sehingga, ketika mereka harus berpindah ke industri tekstil di kawasan Segitiga Rebana, ilmu yang dimiliki sudah baik dan mampu mengikuti perkembangan permesinan yang semakin kompleks.
"Untuk sektor tenaga ahli dan pemasaran, produk yang dibuat juga makin bagus kualitasnya dengan harga jual bersaing dan diterima dunia," ujarnya.
Namun sayangnya, saat ini, belum banyak para ahli industri tekstil yang mengikuti pelatihan ataupun sertifikasi secara formal.
Padahal industri ini merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Sehingga menurut Ayi, perbaikan SDM perlu untuk menjaga agar sektor tekstil dalam negeri mampu terus bersaing dengan industri serupa di luar negeri.
Sementara itu, Ketua Ikasti pusat, Suharno Rusdi mengatakan, pemerintah provinsi harus ikut serta dalam memajukan SDM dalam negeri.
Adanya keinginan untuk membuka kawasan industri baru ini adalah membuka lapangan kerja untuk meminimalisir jumlah pengangguran.
"Pelatihan SDM ini penting bagi sektor industri di Segitiga Rebana sehingga kita tidak banyak menggunakan pekerja dari luar negeri, yang saat ini memang diperbolehkan untuk beberapa jabatan," ujarnya.
Suharno menegaskan Ia bukan berarti anti asing tetapi menurutnya SDMnya harus seimbang, jangan sampai SDM Indonesia terpinggirkan.