Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif: Istri Aceng Fikri Masih Trauma, Kisahkan Detik-detik Dijaring Petugas Satpol PP
Istri Aceng Fikri mengaku masih trauma. Siti Elina Rahayu merasa para petugas Satpol PP Kota Bandung melecehkannya.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Saya kurang tahu pastinya tapi sempat menunggu dulu dengan yang lain di satu ruangan. Saya sempat minta untuk dipisahkan ruangan.
Soalnya enggak kenal dengan yang lain. Makin bingung dan gemetaran karena sudah banyak orang di ruangan itu.
Bagaimana cara Anda menjelaskan bahwa Anda dan Pa Aceng terikat dalam hubungan suami-istri?
Awalnya, suami duluan yang dipanggil ke ruangan kabid (kepala bidang). Selang beberapa menit, baru saya yang dipanggil.
Di ruang kabid, saya jelaskan bahwa saya bersama suami. Saya tak bisa perlihatkan bukti karena HP dirampas. Semua dokumen ada di ponsel saya, sementara HP sudah dirampas saat di hotel.
Saya lalu dikasih HP dan KTP, lalu saya perlihatkan dokumen pernikahan kami, ada foto saat akad, foto mulung mantu, resepsi, diperlihatkan semua.
Dari situ baru clear, dibilang oh iya (oleh petugas). Kami bisa buktikan benar-benar suami-istri.
• Giring Mantan Bupati Garut Aceng Fikri Karena Dikira Bersama Wanita Bukan Muhrim, Ini Kata Satpol PP
• Masih Muda, Sosok Istri Aceng Fikri Mantan Bupati Garut Sempat Dikira Bukan Muhrim
Apakah Anda merasa dilecehkan?
Ya jelas lah. Petugas Satpol PP itu enggak memberikan ruang klarifikasi sehingga masyarakat menstigma saya negatif, seolah saya berada di hotel bukan sama muhrimnya. Padahal kami menikah resmi, tercatat di KUA.
Di kantor Satpol sempat diambil foto dan video?
Iya. Saya diambil foto sama video. Kurang tahu juga buat apa mereka ambil foto itu.
Sudah ada permohonan maaf dari Satpol PP?
Sama sekali enggak ada. Saya dan suami yang merasakan dan mengalami. Bahkan saya mau menunjukan cincin yang jelas ada namanya tapi enggak sempat. Alasannya harus cepat-cepat dan nanti jelasin di kantor.
Apakah petugas Satpol PP menunjukkan surat tugas?
Enggak. Padahal, dua kali saya minta waktu di hotel, tapi tidak dikasih. Di kantor juga minta lagi surat tugas, tapi tak diperlihatkan.