Hari Kemerdekaan Indonesia

Kisah Unik Setelah Proklamasi, Soekarno  Menyamar Jadi Tukang Sayur dan Fatmawati Jadi Tukang Pecel

Kisah Unik Dibalik Proklamasi, Soekarno Harus Menyamar Jadi Tukang Sayur dan Fatmawati Jadi Tukang Pecel?

Editor: Hilda Rubiah
intisari
Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi. 

Yang paling berkesan antara lain adalah saat Bapak membacakan teks Proklamasi di mana sesudahnya hadirin banyak yang mencucurkan air mata.

Selain itu juga perjalanan ke Rengasdengklok.

Paras Cantik Victoria Stephanie Hermawan, Sang Pembawa Baki Paskibraka Kabupaten Bandung

Kecuali menjahit bendera, Ibu tentu ikut berperan dalam hari-hari bersejarah itu?

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ibu lebih banyak bertugas dalam mempersiapkan dapur umum untuk pemuda-pemuda dan anak-anak pejuang yang menjaga Bapak di Pegangsaan Timur 56.

Ibu mempersiapkan ini hanya dibantu oleh beberapa orang pembantu rumah tangga.

Masih ingatkah Ibu malam dan pagi menjelang detik Proklamasi itu. Apa saja yang malam itu Ibu lakukan dan pagi itu juga?

Baiklah. Ibu mulai saja dari kejadian-kejadian sesudah Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945.

Setibanya kembali di Jakarta Ibu didrop di rumah Bung Hatta. Di situ Bapak pamit mau ke rapat bersama-sama Bung Hatta.

Rapatnya di mana ibu tak tahu waktu itu. Kemudian baru Ibu tahu bahwa mereka pergi ke rumah Laksamana Maeda.

Seperginya Bapak dan Bung Hatta, Ibu menelepon rumah Pegangsaan Timur 56 minta dijemput sopir dan setelah datang Ibu kemudian pulang ke rumah bersama Guntur.

Malam-malam baru Bapak datang dari rapat dan sambil masuk kamar untuk menulis teks berkata, “Besok kita memproklamirkan Kemerdekaan kita.”

Semalaman itu Bapak dan Ibu sendiri tidak bisa tidur. Di tempat tidur biar pun mata dipicing-picingkkan kantuk rasanya tidak datang.

Daftar Lagu yang Cocok di Momen Kemerdekaan RI, Ada Lirik dan Videonya, Download MP3-nya di Sini

Apakah masih ada hal-hal lain yang masih Ibu ingat sekitar Proklamasi itu?

Ada beberapa hal yang akan Ibu ceritakan agar dapat diketahui oleh generasi sekarang supaya mereka dapat membayangkan betapa sulit dan prihatinnya mempertahankan kemerdekaan ini.

Setelah hari proklamasi, Bapak tidur berpindah-pindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved