Mitos dan Legenda Seputar Gunung Tangkuban Perahu, Mengapa Dinamakan Tangkuban Parahu?

Kendati demikian, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diimbau untup tetap waspada.

Editor: Ravianto
Istimewa/BNPB
Langit di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tampak lebih gelap. 

Sangkuriang pun berpikir, tidak mungkin menyelesaikan pekerjaannya itu (membuat perahu) diselesaikan dalam jangka waktu satu malam. Akhirnya, Sangkuriang meminta bantuan jin untuk membantu dan mempercepat pekerjaannya itu.

Sementara, Dayang Sumbi pun tak tinggal diam, saking tidak mau dinikahi oleh anaknya sendiri. Dayang Sumbi pun memanjatkan doa tak henti kepada Yang Kuasa selama Sangkuriang membuat perahu agar pekerjaan membuat perahu tidak selesai dimalam itu.

Berkat doa Dayang Sumbi, akhirnya perjalanan malam berlangsung sangat cepat dan akhirnya terbitlah fajar. Sementara, meskipun Sangkuriang dibantu jin, pekerjaannya pun tidak selesai, padahal tinggal sedikit lagi.

Ternyata, pagi datang begitu cepat. Persyaratan pun gagal dipenuhi Sangkuriang, sehingga keinginan Sangkuriang menikahi Dayang Sumbi pun gagal.

Gagal memenuhi persyaratan yang diminta Dayang Sumbi, Sangkuriang marah besar. Saking marahnya, Sangkuriang menendang sangat keras perahu yang dibuatnya hampir selesai itu.

Perahu ditendang hingga terbang melayang dan terjatuh terbalik. Dan dimitoskan, perahu yang terbalik yang ditendang Sangkuriang itu, sekarang yang menjadi Gunung Tangkuban Parahu.

Demikian singkat cerita. Bachtiar menambahkan, bahwa yang menciptakan cerita itu adalah orang selatan.

"Jadi yang menciptakan legenda itu (Tangkuban Parahu), ya, pasti orang selatan," pungkasnya.

Masih level normal

Saat ini, stasus Gunung Tangkuban Parahu yang berada di Jawa Barat ada pada Status Level I (Normal).

PVMBG pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu serta ketika cuaca mendung dan hujan.

Pasalnya, terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diminta mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Sementara dari beberapa video dan foto yang diunggah akun Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terlihat jelas Gunung Tangkuban Parahu meletus.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved