Aktivis Lingkungan Sebut Tempat Wisata Alam Ini Berpotensi Rusak Saat Libur Panjang
Membludaknya wisatawan yang berkunjung ke taman wisata alam semisal Tangkuban Parahu dan Gunung Papandayan, berpotensi merusak beberapa titik di kawas
Penulis: Ery Chandra | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Membludaknya wisatawan yang berkunjung ke taman wisata alam semisal Tangkuban Parahu dan Gunung Papandayan, berpotensi merusak beberapa titik di kawasan wisata tersebut.
Hal itu disampaikan Koordinator Pusat Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I), Dedi Kurniawan, kepada Tribun Jabar, di Kota Bandung, Kamis (30/5/2019).
Ia mengatakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat dan orientasi pengelola pada kepentingan ekonomi, menjadi faktor penyebab.
"Bukan membuat orang semakin peduli keindahan alam. Tapi malah membuat orang merasa alam bisa disamakan dengan tempat lainnya," ujar Dedi Kurniawan.
• Kenalkan Potensi Cirebon, Jasa Marga Pasang Rambu Penunjuk Lokasi Wisata di Jalur Tol Palikanci
Dedi Kurniawan menuturkan, pihak pengelola tak pernah memberi edukasi terhadap pengunjung.
Semisal, mengenai hal yang bisa dimanfaatkan dan hal yang dilarang di tempat wisata alam.
Kemudian, ketika ada yang rusak, kemungkinan penglola hanya membayar kepada pengambil kebijakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
"Makin luas pula kerusakan kawasan sebagai penyangga kehidupan," katanya.
Menurut dia, persoalan pemberdayaan dan peningkatan ekonomi belum secara besar berpengaruh pada warga sekitar tempat wisata.
"Tukang parkir turun temurun jadi tukang parkir, pemilik warung tetap kurang sejahtera. Yang diuntungkan hanya itu-itu saja," ujarnya
• Tempat Wisata di Lembang Siap-siap Sambut Libur Lebaran, Dusun Bambu Tampilkan Wahana Baru
• Honor Pemandu Wisata Sakoci Rp 60 Ribu Dinilai Terlalu Minim, Organda Sebut Sesuai Kajian