Kejanggalan Luka Tembak Korban Aksi 22 Mei, Terungkap Jarak Tembak dan Senjata yang Dipakai
Dalam pemaparannya, Herman Sulistyo mengungkapkan kejanggalan yang menurutnya terjadi pada korban.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Polisi juga menduga masih ada senjata lainnya yang beredar.
Tito Karnavian menyebut polisi menjalankan tugasnya sudah sesuai SOP seperti menggunakan tameng, alat pentungan, dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Terkait pendemo yang meninggal dunia, Tito Karnavian mengatakan polisi sedang mendalami dan mempelajari penyebab kematiannya.
Reyhan Korban Tewas Tertembak
Pemuda bernama Muhammad Reyhan Fajari (16) tewas terkena tembakan saat aksi 22 Mei di Petamburan, Jakarta Pusat pecah.
Iwan, paman Reyhan mengatakan saat itu keponakannya sedang bersama teman-temannya di Masjid Al Istiqomah.
Saat itu, Reyhan sedang melaksanakan sahur.
Di sela kegiatan, ada yang mengabarkan bahwa terjadi kericuhan di wilayah Petamburan.
Reyhan dan teman-temannya, kata Iwan, mendekati lokasi kericuhan tersebut.
Hal tersebut dilakukan Reyhan karena rasa penasaran.
"Anak-anak yang berada di sini (yang) dengar itu pada ke sana, pada ingin lihat. Terus ya di sananya lagi chaos, lagi tembak-tembakan akhirnya dia yang kena," ucap Iwan di kediamannya, Jumat (24/5/2019), seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Raihan, salah satu teman Reyhan yang berada di lokasi, mengatakan saat itu memang terjadi penembakan.
Peluru ditembakkan tak hanya sekali.

Menurut Raihan, Reyhan menjadi orang pertama yang terkena tembakan.
Selanjutnya, ada orang lainnya yang juga terkena tembakan.
Ketika penembakan terjadi, Reyhan dan Raihan tengah mengobrol di dekat Gereja Bethel Indonesia.
"Seperti sih itu yang pertama tembak, pas itu ada yang kena, banyak yang kena," ucap Raihan.
Raihan masih ingat tubuh temannya itu mengeluarkan darah.
• Presiden Jokowi Terima 2 Pedagang di Istana, Keduanya Jadi Korban Kerusuhan pada 22 Mei
• Suami Tewas Kena Peluru Nyasar Saat Kerusuhan di Jakarta, Istri Menangis dan Pingsan
Ia sempat ikut menolong dan menggotong tubuh Reyhan ke Masjid Al Barokah.
Karena tak kuat melihat kondisi temannya, Raihan hanya kuat menggotong ke Masjid Al Barokah.
"Kan digotong nih, digotong tuh sebelum ke Al Barokah ini sudah ada darah di tangan saya. Terus tidak bisa lanjutin lagi (dan) ganti orang, (saya) langsung pulang, enggak tahu lagi pas diantar ke Al Barokah," terang Raihan.
Raihan kurang paham bagian tubuh Reyhan yang terkena tembakan.
Saat peristiwa terjadi, Reyhan dalam posisi menunduk sehingga ia sulit melihat luka tembakan.
"Digotong tidak lihat yang kena yang mana, susah dilihatnya, lalu bagian belakangnya (punggung) juga berdarah, kena tangan saya, sudah tidak kuat lihatnya," katanya.

Menurut Iwan, Reyhan ditolong oleh warga sekitar setelah digotong oleh temannya sampai ke Masjid Al Barokah.
Reyhan dibawa ke Rumah Sakit Mintohardjo menggunakan mobil warga.
Di perjalanan, kata Iwan, Reyhan masih bernapas.
Ia dikabarkan meninggal dunia setelah mencapai rumah sakit.
"(Lalu) dari rumah sakit itu dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk autopsi," terangnya.
Berdasarkan hasil dari pihak rumah sakit, Iwan mengatakan ada bekas luak tembak di tubuh Reyhan.

Namun, ia tidak mengetahui secara jelas hasil autopsi tersebut, juga terkait adanya peluru di bagian tubuh keponakannya itu.
Kini jenazah Reyhan sudah dimakamkan di kampung halamannya di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (23/5/2019).
Saat ini, orangtua Reyhan belum kembali ke Jakarta setelah memakamkan anaknya.
Sementara itu, Iwan beserta keluarga sudah mendapat kunjungan dari sejumlah tokoh.
Adapun Fadli Zon datang pada Rabu (22/5/2019) siang.
Kemudian, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang direncanakan akan berkunjung pada Jumat (24/5/2019) siang.
"Lalu Pak Gubernur Anies baru kiriman bunganya yang datang, datangnya kemarin serta dari Dinas Pendidikan juga sudah menghubungi kami," tutur Iwan.