Pemilu 2019
Sandiaga Uno, Fahri Hamzah, & Fadli Zon Turut Tanggapi Pernyataan Hendropriyono Soal Keturunan Arab
Dari mulai Sandiaga Uno, Fadli Zon, hingga Fahri Hamzah, ikut menanggapi pernyataan Hendropriyono.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Tak hanya itu, Fadli Zon juga mengingatkan, keturunan Arab punya kontribusi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Hampir seratus persen ketika kita berjuang kemerdekaan, mereka mendukung. Jadi mereka juga punya saham di Republik Indonesia," kata Fadli Zon.
Kata Sandiaga Uno

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno juga ikut menanggapi pernyataan Hendropriyono.
Kendati demikian, dia tak mau terlalu jauh menanggapi pernyataan yang disebut-sebut bernada SARA tersebut.
“Saya tak mau saling berbalas, Pak Hendropriyono adalah senior kita, di bulan puasa ini mari sampaikan komentar sejuk dan mempersatukan,” ungkap Sandiaga di Rumah Siap Kerja, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, dikutip dari Tribunnews.com.
• Jejak Hendropriyono Melegenda, Ujung Tombak Pertempuran Kopassus hingga Mahaguru Para Intelijen
Masyarakat Indonesia, kata Sandiaga Uno, sudah dewasa.
Karena itu, tak akan terprovokasi dengan hal-hal semacam itu.
“Asalkan Pemilu digelar sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, transparan, dan bermartabat, saya kira kita tak perlu khawatir,” ujarnya.
Pernyataan Hendropriyono

Sebelumnya, Hendropriyono mengatakan agar sejumlah WNI keturunan Arab tak jadi provokator masyarakat.
Masyarakat Indonesia, lanjut dia, sangat menghormati pemimpinnya.
Karena itu, dia mengingatkan agar WNI keturunan tak memprovokasi usai gelaran Pemilu 2019.
"Saya ingin memperingatkan bangsa indonesia, WNI keturunan Arab supaya sebagai elit yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat," kata Hendropriyono di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (6/5/2019) dikutip dari Tribunnews.
• Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno Jadi Pemenang, Hasil Rekapitulasi Suara Pilpres 2019 di Kota Cimahi
Namun, dia menjelaskan, ucapannya itu tak bermaksud apapun apalagi bernuansa SARA.
Dia hanya khawatir, masyarakat di lapisan bawah terprovokasi ujaran dan perkataan tokoh WNI keturunan yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
"Jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai, apapun namanya kedaulatan rakyat, tapi itu dijalanan dan tidak disiplin," ujar Hendropriyono.