16 Fakta Tentang Kartini yang Membuat Jadi Idola Orang Indonesia di Hari Kartini 2019
Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini merupakan sosok pahlawan emansipasi wanita.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Ichsan
10. Gagal melanjutkan sekolah di Batavia, hingga hidupnya selalu murung
Karena Kartini gagal bersekolah di Netherland, ia dibujuk agar bersekolah di Batavia.
Namun ternyata ayah Kartini menarik kembali izin bagi Kartini untuk belajar di Batavia. Keputusan itu membuat Kartini terkejut bahkan sampai pingsan.
11. Harus terseret dalam derita poligami
Usai gagal bersekolah di Netherland dan di Batavia, duka mendalam selalu membayangi kehidupan Kartini hingga akhir hayat.
Kartini harus memilih jalan lain yaitu menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat.
Bupati Rembang mencintai Kartini sepenuh hati, tapi ternyata ia memiliki tiga selir. Ia juga pernah dua kali ditinggal istrinya meninggal.
12. Diberi kebebasan mendirikan sekolah wanita oleh suaminya
Bupati Rembang yang mencintai Kartini sepenuh hati, ia memberi kebebasan dan dukungan pada Kartini.
Kebebasan dan dukungan tersebut berupa mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.
13. Meninggal setelah melahirkan
Setelah melahirkan anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada 13 September 1904, beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun.
Ia dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
14. Ditetapkan sebagai sosok pahlawan oleh Ir Soekarno
Pada 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Kepres RI No. 198 Tahun 1964 yang menetapkan bahwa Raden Ajeng Kartini adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Setiap tahun tepatnya pada 21 April diperingati sebagai hari Kartini.
• Tidak Ingin Ulangi Kegagalan Sebelumnya, Beckham Optimis Lolos Seleksi Timnas U-18 Indonesia
15. Diterbitkannya buku kumpulan surat Kartini oleh Mr J.H Abendanon berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang"
Setelah Kartini Wafat, Mr. J.H. Abendanon yang saat itu merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat Kartini.
Ia mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.
Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara.
16. Nama Kartini dikenal hingga ke seantero Belanda
Dari surat-surat Kartini, tersiar gagasan Kartini ke seantero Belanda hingga Indonesia.
Hingga akhirnya terbentuk “Dana Kartini” di Belanda yang digalang oleh sahabat-sahabat Kartini di Belanda.
Pada masa itu, api Kartini berkobar di Belanda dan menjadi momentum untuk mengajak warga Belanda membalas budi.
Mereka keliling ke berbagai pelosok di Belanda untuk mengumpulkan dana pembangunan sekolah di Indonesia, seperti yang dicita-citakan Kartini.
Kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartinidi Semarang pada 1912, kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini", didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.