Tak Bisa Coblos Sampai Buat Petisi Pemilu Ulang, Ini 6 Fakta Masalah Pemilu 2019 di Sydney
Warga Negara Indonesia di Sydney, Australia mencoblos Pemilu 2019 pada Sabtu (13/4/2019).Tetapi, satu TPS di Town Hall mengalami sedikit kendala.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Theofilus Richard
Satu TPS diklaim mampu menampung 1.300 pemilih.
• Ribuan WNI Tandatangani Petisi Minta Pemilu Ulang di Sydney, Begini Reaksi KPU di Jakarta
3. Buat petisi Pemilu 2019 diulang

Dilansir dari Kompas.com, tercatat ratusan WNI kecewa karena tercatat sebagai golput.
Hal ini buntut dari tidak diberi kesempata mencoblos.
Sekitar 3000 WNI di Australia menandatangani petisi untuk pemilu ulang di Sydney.
"Kami sudah melaporkan soal ratusan WNI yang tidak bisa mencoblos ke KPU. Apakah akan dilkukan pemilu tambahan atau tidak kami tunggu keputusan KPU pusat," ujar Heranudin, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney.
Heranudin mengaku, pihaknya tidak mengantisipasi massa akan membludak.
Dia memperkirakan, lebih dari 400 WNI tidak dapat melakukan pencoblosan karena waktu yang tidak memungkinkan.
Ratusan orang yang "dipaksa" berstatus golput ini berstatus daftar pemilih khusus (DPK).
• Muncul Nama Samsul Bahri dalam Isu Dugaan Kecurangan Pemilu 2019 di Sydney, Ini Kata KPU
4. Karena kendala waktu penyewaan gedung.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Ilham Saputra menuturkan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Town Hall, Sydney, Australia, terkendala waktu penyewaan gedung.
Sebelumnya, warga negara Indonesia (WNI) di daerah tersebut menumpahkan kekecewaannya di media sosial karena tidak dapat mencoblos.
Ilham menjelaskan, pemungutan suara dan penyewaan gedung berakhir pukul 18.00 waktu setempat, sehingga tak dapat dilanjutkan.
"Sydney itu kan jam 6 sore ternyata masa menyewa Town Hall itu sampai jam 6 sore. Sehingga tidak bisa dilanjutkan. Karena memang sekali lagi, penutupan TPS jam 6," ujar Ilham dikutip dari Kompas.com, Minggu (14/4/2019).
Ketua Panitia Pemiliha Luar Negeri (PPLN), Heranudin, mengaku tidak menagantisipasi massa yang membludak.