Quote Hari Ini
VIDEO-Quote: Seseorang Tidak Disebut Mencintai kalau Masih Meminta Sesuatu dari yang Dicintai
IBNU Atha’illah as-Sakandari, salah seorang ulama sufi ternama di dunia dan menjadi rujukan para ulama...
Penulis: Dicky Fadiar Djuhud | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Buku ini disebut-sebut sebagai magnum opusnya. Kitab itu sudah beberapa kali disyarah.
Antara lain oleh Muhammad bin Ibrahim ibn Ibad ar Rundi, Syaikh Ahmad Zarruq, dan Ahmad ibn Ajiba.
Karya dan Pemikiran Syekh Ibnu 'Atha'illah
Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al-Tanwir fi Isqath Al-Tadbir, Unwan At-Taufiq fi’dab Al-Thariq, Miftah Al-Falah dan Al-Qaul Al-Mujarrad fil Al-Ism Al-Mufrad.
Yang terakhir ini merupakan tanggapan terhadap Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah mengenai persoalan tauhid.
• Halaqoh Cinta Haul Ponpes Buntet Datangkan Tokoh Nasional, Milenial Pun Antusias Sambut Gus Sabrang
• Aa Gym: Pemimpin yang Baik Benar-benar Mencintai yang Dipimpin, Meski Ada yang Tidak Menyukainya
Kedua ulama besar itu memang hidup dalam satu zaman, dan kabarnya beberapa kali terlibat dalam dialog yang berkualitas tinggi dan sangat santun.
Ibnu Taimiyyah adalah sosok ulama yang tidak menyukai praktik sufisme.
Sementara Ibnu Atha'illah dan para pengikutnya melihat tidak semua jalan sufisme itu salah.
Karena mereka juga ketat dalam urusan syari’at.
Ibnu Atha'illah dikenal sebagai sosok yang dikagumi dan bersih.
Ia menjadi panutan bagi banyak orang yang meniti jalan menuju Tuhan.
Menjadi teladan bagi orang-orang yang ikhlas, dan imam bagi para juru nasihat.
Ia dikenal sebagai master atau syekh ketiga dalam lingkungan tarikat Syadzili setelah pendirinya Abul Hasan Asy-Syadzili dan penerusnya, Abul Abbas Al-Mursi.
Dan Ibnu Atha'illah inilah yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga khazanah Tarekat Syadziliyah tetap terpelihara.
Meski ia tokoh kunci di sebuah tarikat, bukan berarti aktivitas dan pengaruh intelektualismenya hanya terbatas di tarikat saja.