Pilpres 2019

Jokowi Sebut Indonesia Dipercaya Atasi Konflik Negara Lain, Apakah Sesuai Fakta?

Kepercayaan yang diberikan dunia internasional juga terlihat saat Indonesia kembali terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Editor: Theofilus Richard
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo memaparkan visi misi pada Debat Keempat Calon Presiden Pemilu 2019 di Jakarta, Minggu (30/3/2019). Debat malam ini menggambil tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. 

TRIBUNJABAR.ID - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi, menyatakan bahwa Indonesia telah dipercaya dunia internasional untuk mengatasi konflik di negara lain.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam debat Pilpres 2019 pada Sabtu (30/3/2019) malam.

"Kita (Indonesia) sekarang ini diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan banyak hal yang berkaitan dengan konflik dan perang yang ada di negara-negara lain," ujar Jokowi.

Jokowi kemudian memberikan dua contoh. Menurut dia, Indonesia dipercaya menengahi proses kembalinya para pengungsi Rohingya ke Rakhine State di Myanmar dan menengahi konflik antarfaksi di Afghanistan.

Benarkah pernyataan Jokowi?

Dilansir dari situs Human Right Watch Group, Indonesia mampu menangani konflik yang berlangsung di negara bagian Rakhine, Myanmar, saat terlibat pada 2017.

Saat itu, Indonesia diminta PBB untuk ikut menengahi proses kembalinya pengungsi Rohingnya.

Namun, HRWG meminta Indonesia untuk tidak hanya memperkuat diplomasi dengan Pemerintah Myanmar tetapi juga terhadap kelompok militer yang berkuasa di sana.

Dalam Sidang Umum PBB pada 24 September 2018, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, juga menyatakan bahwa Indonesia masih berharap Myanmar dan Bangladesh memperkuat kerja sama untuk memulangkan para pengungsi Rohingya ke negara bagian Rakhine.

Sejak konflik kembali meletus pada 2012, para warga Rohingya memang banyak yang mengungsi ke Cox's Bazar di Bangladesh.

Tak hanya itu, Indonesia juga turut membantu mengatasi konflik di Afghanistan. Pada 2018, Indonesia mencoba menjadi penengah atau inisator perdamaian atas konflik di Afghanistan.

Melalui Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, pemerintah menyiapkan forum untuk mempertemukan ulama dan aktor penting dari tiap-tiap kabilah di Afghanistan.

Langkah pemerintah Indonesia dalam aksi perdamaian, yakni melangsungkan diplomasi sebagai negara juru damai yang memberi kontribusi bagi perdamaian dunia.

Kepercayaan yang diberikan dunia internasional juga terlihat saat Indonesia kembali terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Indonesia terpilih dalam pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York, 8 Juni 2018.

(Kompas.com/Retia Kartika Dewi)

Penutup Debat Pilpres 2019, Jokowi ke Prabowo Subianto: Rantai Persahabatan Tidak Putus

Ditanya Soal Konflik Rohingya di Myanmar, Prabowo Subianto: Ini Masalah yang Mengusik

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved