Tradisi Mider Buyut

Tradisi Mider Buyut di Desa Bulak Cirebon, Saat Tombak Milik Mbah Buyut Kesmadi Dibawa Keliling Desa

Setiap tahun menjelang padi berbuah warga Desa Bulak menggelar Mider Buyut. Ada tombak dan gong yang dicelupkan ke air dari Sumur Nyi Resmi.

Penulis: Siti Masithoh | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Nasikin, keturunan langsung Mbah Buyut Kesmadi, saat mencelupkan tombak ke dalam setiap air di rumah warga, Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Kamis (28/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Kamis (28/2/2019) siang, matahari cukup terik yang menyinari Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Di tengah teriknya matahari, sejumlah pegawai desa serta warga Bulak turun ke jalan.

Ada 25 pegawai desa berpakaian serba hitam tanpa memakai alas kaki. Mereka bersiap untuk berkeliling desa.

Para warganya kompak mengambil air dan disimpan di dalam ember. Ember tersebut dijejerkan di depan rumah mereka.

Air tersebut diambil warga dari Sumur Nyi Resmi yang berada di samping masjid desa.

Nyi Resmi sendiri merupakan penunggu sumur tersebut sejak pertama didirikannya Desa Bulak.

Air yang diletakkan di dalam ember tersebut ditaburi berbagai bunga oleh warganya. Bahkan, ada beberapa warga yang menyiapkan dupa.

Sekitar pukul 13.30 WIB, para lelaki berpakaian hitam tersebut keluar dari rumah kepala desa. Ada satu payung yang memayungi seorang pria berbaju putih.

Dia tampak membawa sebuah tombak dan didampingi perempuan berbaju biru yang membawa dupa.

Petugas desa saat menclupkan gong ke dalam setiap air di rumah warga, Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Kamis (28/2/2019).
Petugas desa saat menclupkan gong ke dalam setiap air di rumah warga, Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Kamis (28/2/2019). (Tribun Jabar/Siti Masithoh)

Mereka berjalan menghampiri rumah warga dan mencelupkan tombak tersebut ke air di dalam ember. Selain tombak, ada juga dua petugas yang mencelupkan gong kecil ke dalam air.

Langkahnya begitu cepat. Ia juga tak mengeluarkan sepatah kata.

Petugas yang berada di belakangnya beserta sejumlah warga membaca salawat. Mereka berkeliling mengelilingi desa.

Tombak tersebut merupakan milik leluhur mereka yaitu Mbah Buyut Kesmadi yang merupakan pendiri desa. Mbah Buyut Kesmadi juga merupakan tangan kanannya Mbah Kuwu Sangkan, salah satu tokoh pendiri Cirebon.

Gong kecil yang dicelupkan ke dalam air merupakan alat pemberitahuan yang digunakan Mbah Buyut Kesmadi untuk membuat warga berkumpul.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved