5 Hal yang Bisa Orang Tua Lakukan untuk Tenangkan Anak yang Tantrum atau Mengamuk
Karena kesulitan menyalurkan emosi, anak-anak penyandang tuna grahita dan autisme terkadang mengalami tantrum atau ledakan emosi.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG- Bagi anak-anak penyandang tuna grahita (berkebutuhan khusus) dan autisme, tantrum menjadi satu di antara masalah.
Karena kesulitan menyalurkan emosi, anak-anak penyandang tuna grahita dan autisme terkadang mengalami tantrum atau ledakan emosi.
Lalu, apa yang harus orang tua lakukan bila anak mengalami tantrum?
Guru SLB Bc Fadhilah, Ina (40), memberikan 5 saran untuk mengatasi tantrum pada anak:
1. Tenangkan emosi
Anak tantrum kadang-kadang seolah membuat jengkel orang tua tapi jangan sampai orang tua terpancing emosi oleh tingkah anak yang sedang tantrum.
Tenangkan dulu emosi, pastikan emosi orang tua stabil sebelum menenangkan anak yang tantrum.
• Banyak Orang Tua yang Sembunyikan Anak Berkebutuhan Khusus di Rumah, Padahal Ini Bahayanya
• Miljan Radovic Beri Sinyal Kembali Turunkan Pemain Muda Saat Persib Bandung Hadapi Persiwa Wamena
2. Biarkan anak mengeluarkan emosi
"Kalau anak tantrum, dibiarkan dulu mengeluarkan emosinya," ujar Ina.
Tantrum, menurut Ina, adalah bentuk luapan emosi sehingga bila langsung dihentikan justru anak berdampak buruk pada anak.
Namun, lanjutnya, jangan biarkan anak meluapkan emosi terlalu lama.
"Lima menit lah cukup untuk anak menyalurkan emosinya," ujar Ina.
3. Peluk
Setelah anak meluapkan emosi, Ina menganjurkan orang tua untuk memeluk anaknya perlahan, bukan tiba-tiba didekap kencang.
"Dipeluk tapi dipeluknya perlahan, jadi anak-anak juga tenang karena pelukan itu," ujar Ina.
Kang Mus Preman Pensiun Duduki Kotak Suara, Ajak Masyarakat Perangi Hoaks Tentang Pemilu https://t.co/S8RLgZ3a8k via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 27, 2019
4. Ajak bicara
Setelah anak tenang, Ina menganjurkan orang tua untuk mengajak anak bicara perlahan. Tanyakan apa yang membuat anak tersebut tantrum.
"Sentuhan kasih sayang namanya, tanyakan kenapa marah, dari komunikasi tersebut kita tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ina.
5. Tentukan langkah selanjutnya
Setelah mengetahui alasan anak meluapkan amarahnya, orang tua dapat menentukan apa yang harus dilakukan.
"Kadang anak tantrum karena barangnya tak sengaja kita ambil, nah setelah tahu, kita tentukan apa yang harus dilakukan," ujar Ina.
Bila barang yang membuat tantrum berdampak buruk, misalnya ponsel yang terus-terusan dimainkan, maka berikan pengertian perlahan kenapa anak harus melepaskan ponselnya.
Sementara bila barang yang membuat tantrum tidak berbahaya, misalnya boneka, orang tua bisa memberikannya lagi dan meminta maaf pada anak.