Kondisi Terminal di Pasar Sehat Cileunyi Terlihat Sederhana dan Terbilang Kecil
Kondisi terminal yang berada di area pasar tersebut, terbilang cukup sederhana dan hanya mampu menampung belasan angkutan umum
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Dedy Herdiana
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pada Agustus 2015, Terminal Cileunyi yang berada di lahan Pemerintah Desa Cileunyi Wetan dipindahkan ke area Pasar Sehat Cileunyi, Jalan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, Rabu (21/11/2018), kondisi terminal yang berada di area pasar tersebut, terbilang cukup sederhana dan hanya mampu menampung belasan angkutan umum.
Terminal yang berada di gerbang pintu masuk pasar ini, hanya dilengkapi sejumlah fasilitas, di antaranya, pos tempat pemungutan retribusi (TPR) dan penunjuk arah.
Kepala Seksi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, Yusuf, mengatakan, terminal yang berada di area Pasar Sehat Cileunyi tersebut, hanya bersifat sementara, hingga ada keputusan lebih lanjut.
"Kami tempatkan, di pasar sehat, karena itu adalah lahan yang merupakan aset pemerintah daerah," kata Yusuf saat dihubungi, Rabu (21/11/2018).
Yusuf menyebutkan, alasan Terminal Cileunyi dipindahkan dari lahan sebelumnya, karena lahan sebelumnya yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Cileunyi Wetan, enggan kembali disewakan .
"Akan dibangun terminal setelah proyek tol Cisumdawu usai dan gerbang tol Cileunyi yang baru rampung, sehingga lokasi terminal bisa disesuaikan, kemungkinan di sekitar situ juga," katanya.
• Pengendara Keluhkan Angkot yang Sering Ngetem di Ruas Jalan Cileunyi, Biang Macet
• Umuh Muchtar Bilang Begini saat Manajemen dan Pemain Persib Klarifikasi soal Isu Pengaturan Skor
• Dasar Pengkhianat! Engkau Bakal . . . Itu Bagian dari Rekaman Lawan Bicara Jamal Khashoggi
Diberitakan sebelumnya, sejumlah sopir angkutan kota (angkot), mengaku enggan berhenti menunggu penumpang atau ngetem di terminal sementara yang berada di areaPasar Sehat Cileunyi.
Saat berhenti di terminal sementara itu, para sopir mengaku tidak mendapatkan penumpang lebih banyak dibandingkan berhenti di ruas jalan, sehingga dikhawatirkan mengurangi jumlah pendapatan.
"Itu kan terminal seadanya, biar di pinggir jalan, kelihatannya sedikit penumpang yang mau ke situ," kata Adang (50), sopir angkot trayek Cicaheum - Cileunyi di Jalan Raya Cileunyi, Rabu (21/11/2018).
Sebaliknya, saat berhenti di bahu atau badan Jalan Raya Cileunyi, jumlah penumpang jauh lebih banyak, karena para penumpang dengan mudah bisa mendapatkan angkutan sesuai pilihan, tanpa harus ke terminal dahulu.
Sopir angkot lain, Dadan (38), mengatakan, kalau ia menyadari, berhent disembarang tempat adalah sebuah pelanggaran, namun dengan kondisi terminal seperti itu, membuat ia terpaksa terus melakukan pelanggaran.
"Kalau terminal sudah layak, mungkin saya akan ngetem di situ," katanya.