Syamsi Dhuha Foundation Ajak Penyandang Tuna Netra Berolahraga
Acara ini merupakan rangkaian penyambutan Hari Penglihatan Dunia yang diperingati setiap 11 Oktober dan bertemakan 'Eye Care Everywhere'.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sambut Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD) 2018, lembaga nirlaba Syamsi Dhuha Foundation (SDF) menajak para penyandang difabel tuna netra untuk hidup sehat dengan bergabung di ‘Blind Run & Walk’.
'Blind Run & Walk’, digelar di Saraga ITB, Sabtu (6/10/2018).
Acara ini merupakan rangkaian penyambutan Hari Penglihatan Dunia yang diperingati setiap 11 Oktober dan bertemakan 'Eye Care Everywhere'.
Blind Run & Walk yang bertemakan 'Go Healthy, Be Happy' diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari para penyandang difabel tuna netra dan pendamping.
Pendamping berasal dari keluarga penyandang tuna netra, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat dari beragam kalangan serta usia.
"Ini dalam rangka hari pengelihatan sedunia dan biasanya memang pas Hari Kamis, minggu kedua bulan Oktober, nah kebetulan kan momennya ini ada Asian Para Games, makannya kami inisiasi acara ini lari sambil jalan," ujar Manajer SDF, Laila Panchasari, saat ditemui Tribun Jabar, di Saraga ITB, Sabtu (6/10/2018).
Ratna Sarumpaet Bantah Gunakan Dana Kemanusiaan Danau Toba untuk Sedot Lemak https://t.co/gmRcqgSZvx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 6, 2018
• Ustaz Abdul Somad Akan Datang ke Bandung, Warga Antusias Menunggu

Kegiatan ini ditujukan memotivasi penyandang tuna netra tidak ‘Mager’ (males gerak) dan ‘Tager’ (takut gerak), dengan bantuan para pendamping yang berasal dari RSM Cicendo, Alumni SMAN 5 Bandung, Alumni ITB, para mahasiswa, dan masyarakat lainnya.
Kegiatan ini tandai pula peluncuran program ‘Sehat Bugar Ceria’ yang terdiri dari latihan rutin semisal lari atau jalan, senam, dan renang bagi penyandang tuna netra.
"Ada yang harus pakai pendamping, ada yang sudah biasa lari sendiri, biasanya yang lari sendiri itu pengelihatannya tidak total (tuna netra), jadi mereka masih bisa lari sendiri," ujar Laila Panchasari.
Sedangkan menurutnya, batasan pengelihatan rendah, dapat membedakan gelap atau terang, dan termasuk pada kategori belum buta total.
"Jadi kalau batasan low vision itu mereka masih bisa membedakan gelap atau terang, itu masih masuk kategori belum totally blind," ujar Laila.
Dari pantauan Tribun Jabar, penyandang tuna netra didampingi oleh pendamping nampak berlari ceria di pagi hari.
Mereka berlari pada pukul 06.00 WIB hingga 07.30 WIB.