Gempa Donggala
Kisah Wanita Hamil yang Selamat dari Gempa Palu: 'Air Mata Sudah Terasa Darah'
"Betapa aku berdoa jika memang aku harus melahirkan hari itu, selamatkanlah anak di dalam perutku, biarlah aku yang mati," kata Sushan.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Pagi pun tiba, malam mencekam itu berhasil dilewati Sushan dan keluarganya.
Berdasarkan keterangan suami Sushan dalam unggahan berbeda, mereka baru bisa keluar Palu di hari kedua pascagempa.
Untuk bisa beranjak dari kota yang sudah porak-poranda itu pun butuh perjuangan yang amat besar.
"Ya, ada akses bantuan dari TNI dengan menggunakn helikopter hercules dengan tujuan Makassar," ujar Sushan.
Sayangnya, di bandara sudah banyak orang yang juga ingin meninggalkan Palu. Sushan pun harus berdesak-desakkan dalam kondisi perut besar.
Dia, sang anak, dan mertua akhirnya bisa naik pesawat. Namun tidak untuk sang suami.
"Saya menangis meraung-meraung meminta kepada bapak-bapak TNI agar suami saya bisa diberangkatkan ikut dengan saya bersama anak saya. Bagaimana tidak? Saya sudah tidak bisa membawa perut saya yang sangat besar sambil menggendong anak yang tak berhenti menangis dan mertua yang sudah sangat kelelahan. Hanya suami saya harapan kami yang bisa menjaga kami sepanjangan jalan, begitu hebat pengorbanan suami saya untuk berusaha bisa ikut dengan saya untuk menjaga kami," kata Sushan.
• Jokowi Susuri Jalan Retak dan Lihat Rumah-rumah Hancur: Prioritaskan Evakuasi Korban Gempa Palu
Sang suami tak menyerah, dia berusaha ke sana-ke mari mencari bantuan agar bisa ikut naik ke pesawat.
Berhubung sang suami tetap tidak bisa naik, Sushan pun hanya pasrah dan terus berdoa seiring air matanya yang tak berhenti mengalir.
Namun, sesaat sebelum pintu helikopter ditutup, muncul seorang dokter TNI yang mengecek kondisi Sushan.
"Seketika kabar baik datang, suamiku pun diizinkan untuk berangkat bersama. Begitu surga lagi yang kurasakan dengan perjuangan yang sangat hebat dengan hati yang sangat tegar dan dengan badan yang harus kuat meskipun rasa bertahan hidup sudah hampir usai melalui itu semua. Akhirnya kami pun berangkat, kami merasa lebih aman tidak sabar untuk bertemu keluarga yang tidak pernah kami kabari. Menangis sepanjang udara mengingat betapa sengsara dan meregang nyawa kami selama beberapa hari dan akhirnya kami bisa merasa lebih aman," kata Sushan.
• Benarkah Hewan Bisa Tahu Akan Terjadinya Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
"Alhamdulillahirabbil alamiin.. akhirnya sampai di Makassar bertemu keluarga yang menanti sambil terisak haru bersyukur melihat keadaan kami yang baik-baik saja tanpa luka sedikitpun. Ya Allah kau tunjukkan kuasaMu di depan mataku, ampunilah kami ya Allah, teguranmu begitu hebat," ujarnya.